
SURABAYA (Lenteratoday) - Dengan adanya peningkatan kasus TBC di Kota Surabaya sebesar 5 persen, DPRD setempat minta Pemkot membuat rumah isolasi.
Berdasarkan data perkembangan kasus TBC/Treatment Coverage (TC) di Kota Surabaya, per Januari hingga 31 November 2024 ada sebanyak 10.741 kasus TBC atau naik 5 persen dari tahun sebelumnya.
Menanggapi kondisi itu, Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Ajeng Wira Wati meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk meningkatkan skrining TBC agar tidak menjadi kasus tersembunyi.
"Dengan skrining yang masif, dan semakin banyak kasus terduga ditemukan, maka akan segera ada solusi pengobatan dan penyembuhannya," kata Ajeng, Senin(16/12/2024).
Tak hanya itu, politisi dari Fraksi Gerindra ini juga meminta agar pemkot membuat rumah isolasi TBC untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi penularan ke anggota keluarga lain.
Apalagi, Surabaya merupakan kota padat penduduk, pusat urbanisasi dan kota industri, sehingga dikwatirkan menjadi kasus tersembunyi bila tidak mencapai target kasus.
"Kan kasian jika orang tidak mampu hanya punya 1 rumah, tetapi pada masa penyembuhan, ternyata masih punya anak atau cucu yang bayi, khawatir lebih cepat tertular. Karena isolasi hanya di RS dan terbatas, harapannya Pemkot punya rumah khusus tadi," ungkapnya.
Di samping itu, Ajeng juga meminta pemkot aktif melakilan sosialisasi pentingnya imunisasi dini BCG saat bayi, dan memantau ruang kerja jika ada pekerja terus menerus batuk.
"Kalau bisa pastikan juga sinergi dengan dinas pendidikan untuk SDM sekolah dan belajar yang bebas dari TBC. Saya kwatir jika ada pekerja yang berhubungan dengan orang banyak. Seperti guru atau yang lainnya," tutupnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais