
Surabaya- Berkatinisiasi dosen Untag Surabaya, Febby RahmatullahMasruchin, ST., MT., beserta dua dosen lainnya yang tergabung dalam Pusat StudiKebencanaan di bawah Lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)Untag Surabaya, Surabaya akhirnyamemiliki Kampung Tanggap Kebakaran untuk pertamakalinya. Wilayah yang dipilihadalah Kampung Geblak RT 5 RW 3, Kelurahan Jambangan,Kecamatan Jambangan.
“Kamisangat mengapresiasi dan berterima kasih pada Untag Surabaya atas program ini,”tutur Camat Jambangan, Anita HapsariSabtu (8/8/2020). Dijelaskan oleh Anita, banyakmasyarakat yang belum teredukasi dalam menghadapi kebakaran. Ini akan cukupmembahayakan mengingat kondisi kampung yang cukup padat. Selain itu, kondisikampung yang berada dekat dengan sungai tidak dimanfaatkan dengan baik olehwarga saat menghadapi kebakaran. Karenanya, ia sangat mendukung kegiatansosialisasi yang terlaksana.

“Kegiatan ini sangat perlu sekali,”ungkapnya. Ia berharap program Kampung Tanggap Kebakaran ini bisa terlaksanabukan hanya dalam skala kecil di Kampung Geblak saja, melainkan pada masyarakatKampung Jambangan yang lebih luas.
Sementara itu, dosen Untag Surabaya FebbyRahmatullah Masruchin, ST., MT., menjelaskan, “Kampung Tanggap Kebakaranmerupakan gagasan untuk mempersiapkan masyarakat memiliki ketangguhan saatbencana terjadi, konteksnya kebakaran.”
Pusat Studi Kebencanaan Untag Surabayamencoba membantu pemerintah dan masyarakat terkait kebencanaan, khususnyaSurabaya. Selain melakukan penandatanganan kerjasama, juga dilakukansosialisasi dan simulasi terkait bencana kebakaran. Warga diberikan pengetahuanterkait pencegahan, pertolongan pertama saat proses pemadaman hingga pascakebakaran.
Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HIMARSITA)Untag Surabaya juga turut andil dalam melakukan serangkaian kegiatan ini. Dalam kesempatan yang sama, Febbyjuga menghibahkan alat-alat pemadam kebakaran berupa pompa portable, selang dannozzle di beberapa titik rumah warga dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
“Alat pompa portable disesuaikan dengankondisi kampung, jadi gang sempit pun bisa,” paparnya. Selain itu, Febby jugamemberikan media edukasi berupa buku panduan, pamflet, poster dan spanduk sertamedia komunikasi berupa megaphone dan kentongan. Febby menambahkan, “Sosialisasi dansimulasi yang dilakukan menggunakan perekaman video yang selanjutnya diberikankepada semua warga melalui whatsapp group Kampung Tanggap Kebakaran, sehinggatidak mengundang kerumunan massa namun tujuan pengabdian tetap tercapai.”
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) ini, Febby berhasilmendapat dana hibah dari Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan,Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) sejumlah Rp 42 juta. “Semogakedepannya warga kampung menjadi warga tanggap bencana sehingga dapatmeminimalkan potensi terjadinya kebakaran dan menjadi kampung percontohan barudi Surabaya yang berbasis kebencanaan,” harapnya. Febby mewakili Pusat StudiKebencanaan Untag Surabaya menjelaskan kedepannya akan ada rencana programserupa terkait kebencanaan.
Mujiono, perwakilan warga Kampung Geblak RT5 RW 3, Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan Surabaya juga mengucapkanterima kasih atas program dari Untag Surabaya. “Kemarin kami juga sudah mencobamenggunakan alatnya bukan hanya untuk program kebencanaan melainkanpenyemprotan disinfektan, penyiraman tanaman dan biopori jumbo untukmengantisipasi apabila ada kejadian kebakaran yang jauh dari bantaran.Alhamdulillah efektif dan sangat membantu,” ungkapnya. Ia berharap kerjasama yang ada bisaberjalan berkesinambungan.(hus)