08 April 2025

Get In Touch

Menjamin Kualitas Pendidikan Anak-anak Surabaya di Masa Pandemi Covid-19

Menjamin Kualitas Pendidikan Anak-anak Surabaya di Masa Pandemi Covid-19

“Pemkot Surabaya Terapkan TigaMetode Pembelajaran”

Dimasa pandemi Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui DinasPendidikan (Dispendik) menerapkan tiga metode pembelajaran untuk peserta didikjenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Metode ini taklepas dari upaya pemkot dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan anak-anakSurabaya.

Pembelajaranyang diterapkan pun beragam varian. Mulai pembelajaran daring, offline melaluipenugasan di masing-masing rumah siswa, hingga yang terbaru adalah menggandengkerjasama dengan stasiun televisi swasta. Akses literasi melalui televisi lokaltersebut, dapat dimanfaatkan pelajar jenjang SD dan SMP secara gratis.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pandemi Covid-19 telah membuat suasana di seluruh dunia berbeda seperti tahun atau hari-hari sebelumnya. Terjadi perubahan dalam kebiasaan hidup, termasuk pula pada proses belajar mengajar di sekolah. “Karenanya, pemkot membuat inisiatif kerjasama dengan televisi swasta yang ada di Surabaya. Kami membuat program belajar dari rumah bersama Guruku,” kata Wali Kota Risma.

Meskiproses belajar mengajar saat ini tak berlangsung di kelas, Wali Kota Risma berharapkepada anak-anak agar tidak ragu, takut atau kurang nyaman dengan kondisi yangberbeda. Sebab, perubahan ini adalah salah satu upaya untuk mencegah virustersebut. “Kita harus tetap semangat meskipun belajar melalui televisi.Biasakan yang tidak biasa, kita biasakan dengan cara belajar melalui televisi,”katanya.

KepalaDinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo menyatakan, walaupun dalamsuasana yang sangat terbatas, kualitas pembelajaran ini diperlukan agaranak-anak semakin pintar. Karenanya Dispendik Surabaya menyiapkan beberapavarian metode pembelajaran agar anak-anak tidak merasa bosan. “Kerjasamabersama televisi itu adalah varian pilihan dengan harapan semua anak-anakSurabaya bisa belajar dengan mudah," kata Supomo.

SebelumnyaDispendik Surabaya juga menyediakan akses literasi belajar bagi siswa jenjangSD dan SMP. Baik itu melalui online maupun offline dengan memberikan materitugas setiap minggu kepada anak-anak. "Itu semua kita lakukan supayakualitas pembelajarannya bagus. Mereka anak-anak tidak bosan. Dengan demikianpembelajaran ini berjalan dengan menarik," katanya.

Sedangkanpada metode pembelajaran baru melalui siaran langsung di televisi swasta, parapelajar dapat langsung bertanya kepada para pengajar melalui sambungan telepon.Para pengajar di program belajar melalui televisi itupun diisi oleh para guruberdasarkan mata pelajarannya. Pengajar itu berasal dari sekolah negeri maupunswasta di Surabaya. Bahkan, pihaknya juga telah mengatur jadwal matapelajarannya sedemikian rupa. "Ada guru dari sekolah negeri, ada dariswasta, bergantian jadwalnya. Realisasinya mulai Senin (3/8/2020)kemarin," jelas dia.

Namun begitu, Supomo menyatakan, jika nantinya pandemi Covid-19 telah hilang dan metode pembelajaran melalui televisi ini masih diminati anak-anak, tidak dimungkinkan akses belajar melalui layanan tersebut akan diteruskan. "Misal Covid-19 sudah hilang, kalau pembelajaran itu masih diminati kenapa tidak? Karena anak-anak ada yang kesulitan kalau hanya kemudian dengan online, terus karena ada kebosanan sehingga kita cari varian, mudah-mudahan mereka (anak-anak) semangat belajar," imbuhnya.

Sementaraitu, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (Kabid GTK), DispendikSurabaya, Mamik Suparmi menjelaskan, bahwa Pemkot Surabaya menggandeng duastasiun televisi swasta dalam menyediakan akses literasi belajar."Antusiasnya luar biasa sekali. Saat interaktif, banyak sekali yangtelepon, anak-anak sangat antusias," kata Mamik sapaan lekatnya.

Bahkan,sebelum mengakhiri pembelajaran di televisi, pengajar selalu memberikan layanantanya jawab interaktif kepada siswa. Menariknya, para siswa juga dapatmengajukan pertanyaan kepada pengajar pada sesi telepon interaktif tersebut.

Takhanya itu, sebelum menutup pembelajaran, pengajar juga memberikan penugasankepada masing-masing siswa agar dikerjakan di rumah dan dikumpulkan minggudepan. Menurut dia, hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah indikatorpembelajaran hari ini sudah tercapai apa belum. “Sedangkan siswa secarainteraktif menjawab pertanyaan guru melalui telepon interaktif. Ini yang disebutpenilaian formatif," katanya.

Mamik menambahkan, untuk tahapan belajar melalui televisi sendiri, dimulai dari salam pembuka, motivasi dan apersepsi, materi inti, serta tanya jawab atau penilaian formatif. Kemudian, untuk tahapan selanjutnya adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan atau rangkuman singkat pembelajaran hari ini. “Selanjutnya adalah penugasan untuk pertemuan berikutnya dan salam penutup," pungkasnya. (ADV)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.