
Blitar - Sebagai upaya sosialisasi Gerakan Jatim Bermasker, Polres Blitar menggunakan cara unik yakni melalui Duta Masker yang menggunakan kostum 17-an diantaranya bergaya tentara Jepang, Soekarno, dan pejuang PETA.
Kegiatan dengan sasaran seluruh pusat keramaian seperti pasar, fasilitas umum, pengguna jalan dan perkampungan ini terus dilakukan secara serentak dan menyeluruh. "Gerakan Jatim Bermasker merupakan tindaklanjut dari instruksi Bapak Presiden RI, diteruskan oleh Bapak Kapolda Jatim kepada seluruh jajaran polres," tutur Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya, Selasa (11/8/2020).
Lebih lanjut, AKBP Fanani menjelaskan jika Covid-19 bisa menyebar melalui udara, maka dilakukan pencegahan dengan melaksanakan Gerakan Jatim Bermasker. "Bersama TNI-Polri, Muspika, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Ibu-ibu dari Bhayangkari, Persid, Fatayat, Muslimat dan relawan Kampung Tangguh Semeru di wilayah hukum Polres Blitar," jelasnya.
Seperti yang dilakukan hari ini di Pasar Wlingi Kabupaten Blitar, guna menarik perhatian pedagang personel Polres Blitar berkostum 17-an ala tentara Jepang, Soekarno, dan pejuang PETA. Karena pertepatan di bulan Agustus, peringatan Hari Kemerdekaan RI Ke-75. Sehingga pedagang mendengarkan sosialisasi mengenai pentingnya menggunakan masker, untuk nencegah penyebaran Covid-19.
"Sebagian besar pedagang dan warga sudah disiplin menggunakan masker, hanya beberapa orang yang tidak memakai masker dan langsung kita berikan agar dipakai," papar perwira dengan melati dua di pundak ini.
Pembagian ribuan masker gratis tersebut, tidak hanya kepada pedagang saja. Tapi juga pengunjung, serta pengguna jalan yang melintas di depan Pasar Wlingi.
Termasuk menunjuk Duta Masker, untuk membantu tugas sosialisasi Gerakan Jatim Bermasker. Duta Masker ini ditunjuk dari perwakilan tiap kelompok masyarakat, baik pedagang, ibu-ibu, tokoh agama, dan relawan.
AKBP Fanani menambahkan jika sosialisasi Gerakan Jatim Bermasker akan terus dilakukan sampai pandemi Covid-19 dinyatakan reda, dengan cara memberikan penjelasan kepada masyarakat dan pembagian masker gratis. "Jangan meremehkan Covid-19, karena tidak terlihat tapi berbahaya," imbuhnya.
Secara terpisah salah satu pedagang di Pasar Wlingi, Sumiati mengaku senang dengan adanya pembagian masker gratis ini, karena bisa menggantikan masker yang dipakainya setiap hari. "Selama ini pakai masker ketika berjualan di pasar, karena takut dengan virus corona," kata Sumiati. (ais)