12 April 2025

Get In Touch

Presiden RI Berikan Gelar Pahlawan Nasional pada Enam Tokoh

Presiden RI Berikan Gelar Pahlawan Nasional pada Enam Tokoh

Surabaya – Jelang Peringatan HariPahlawan pada tanggal 10 November mendatang, Presiden RI Joko Widodo memberikanGelar Pahlawan Nasional pada enam orang tokoh nasional. Penganugrahan dilakukandi Istana Negara, Jumat (8/11/2019).

Tokoh yang mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional adalah KHMasjkur dari Malang, Jatim,  RuhanaKuddus dari Sumatera Barat, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko)dari Sulawesi Tenggara, Prof Dr M Sardjito, MPH dari D.I. Yogyakarta, Prof KH AKahar Mudzakkir dari D.I. Yogyakarta, serta Alexander Andries Maramis dari SulawesiUtara.                

Gelar Pahlawan Nasional bagi KH Masjkur diterima olehcucunya yakni Mia Anissa Muyassarah. Sementara,  Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansamendampingi keluarga Alm KH Masjkur, dalam penerimaan Gelar Pahlawan NasionalTahun 2019.

 “Mewakili Pemerintahdan seluruh masyarakat Jawa Timur kami menyampaikan rasa syukur sekaligusbangga karena salah satu putra terbaik Jatim yakni K.H Masjkur, tahun inidianugerahi gelar Pahlawan Nasional dari Presiden RI,” kata Khofifah di IstanaNegara Jakarta, Jum’at (8/11).

Khofifah menyebut K.H Masjkur adalah salah satu pahlawannasional yang patut diteladani. Sosoknya dinilai berjasa besar terhadap bangsadan negara, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan.

Penganugerahan K.H Masjkur sebagai pahlawan nasional, kataKhofifah, atas usulan masyarakat, sejarawan, dan pemerintah yang melihatperjuangan dan jasa-jasanya. Dukungan juga datang dari berbagai pondokpesantren dan perguruan tinggi baik di Jatim maupun luar Jatim.

Pemberian gelar ini diajukan melalui bupati/wali kota ataugubernur kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangsosial yakni Menteri Sosial. Selanjutnya Menteri Sosial mengajukan permohonanusul pemberian gelar kepada presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan TandaKehormatan.

K.H Masjkur yang lahir di Malang, 30 Desember 1904 dan wafatpada tahun 1994 ini pernah menjabat sebagai Menteri Agama Indonesia keenamyakni pada tahun 1947-1949 dan 1953-1955. Ia juga pernah menjadi anggota DPR RItahun 1956-1971 dan anggota Dewan Pertimbangan Agung pada tahun 1968.

Keterlibatannya dalam perjuangan kemerdekaan menonjol dizaman pendudukan Jepang, yakni sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-UsahaPersiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ia juga tercatat selaku pendiriPembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan TNI diseluruh Jawa. Ketika pertempuran 10 November 1945, namanya muncul sebagaipemimpin Barisan Sabilillah. (ufi)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.