03 April 2025

Get In Touch

Perampok Perhiasan Rp 5 Miliar di Peneleh Diduga Hafal Tempat Penyimpanan Barang Berharga

Polisi mendatangi rumah di Peneleh Surabaya yang disatroni perampok yang menyaru petugas PDAM. Para pelaku berhasil membawa kotak berisi perhiasan dan emas batangan senilai Rp 5 miliar, Rabu (22/1/2025)Artikel ini telah tayang di Tribunmataraman.com den
Polisi mendatangi rumah di Peneleh Surabaya yang disatroni perampok yang menyaru petugas PDAM. Para pelaku berhasil membawa kotak berisi perhiasan dan emas batangan senilai Rp 5 miliar, Rabu (22/1/2025)Artikel ini telah tayang di Tribunmataraman.com den

SURABAYA (Lenteratoday) -Komplotan perampok berkedok sebagai petugas PDAM pemeriksa meteran pipa air di rumah pasutri lansia, Jalan Achmad Jais, Peneleh, Surabaya diduga hafal tempat penyimpanan barang berharga di rumah korban. 

Pasalnya, seorang pelaku eksekutor perampokan satu kotak berisi perhiasan seberapa lima kilogram senilai Rp 5 miliar itu berjalan mulus dalam waktu singkat. Dugaannya eksekutor mengetahui lokasi tempat benda tersebut disimpan. 

Benda kotak tersebut berada di dalam lemari kayu yang terkunci. Lokasinya, di dalam kamar tidur pasutri lansia SNI (75) dan HH (77).

Namun, pelaku eksekutor berhasil membukanya dengan cara dicongkel menggunakan alat sejenis pengungkit.

Informasi tersebut disampaikan oleh Marsa Tsabitdhia, cucu korban, setelah mendengar cerita dari neneknya HH.

"Pelaku mencongkel lemari nenek. Nah, anehnya kayak gitu. Kamar ada banyak. Tapi kok dia tahu tempat berharga, kok bisa tahu," ujarnya saat ditemui di depan rumah. 

Rumah tersebut dihuni oleh 10 orang. Terdiri dari keponakan, anak dan cucu dari pasutri lansia tersebut. 

Biasanya, pada pagi hari, kakek dan neneknya itu, ditemani oleh dua orang asisten rumah tangga. 

Sedangkan, para kerabatnya yang lain, pergi bekerja sejak pagi dan baru pulang pada sore atau malam hari. 

Namun, selama sepekan terakhir, kedua pasutri lansia itu, tidak ada yang menemani. Karena, kedua asisten rumah tangga sedang cuti untuk menunaikan ibadah umrah. 

"Ada 10 orang yang tinggal di rumah ini. Ada pembantu 2 orang. Mereka lagi umroh. Sudah 1 mingguan umrah mereka," katanya. 

Saat disinggung mengenai adanya keterlibatan orang dalam, Marsa menampiknya.

Sebab, menurutnya, tidak ada yang tahu jika kakek dan neneknya menyimpan benda berharga itu di dalam rumah. Bahkan, kerabatnya. 

"Enggak kayaknya (bukan orang dalam). Saya sendiri aja, orang dalam rumah, gak tahu kalau kotak ada di dalam lemari itu," pungkasnya. 

Di lain sisi, Ketua RT 08, Fathur Rahman mengaku sempat memperoleh kesaksian orang lain yang berada di dekat rumah korban. 

Kesaksian tersebut berasal dari pedagang warung rujak yang membuka lapak di seberang rumah korban. 

Salah satu pegawai warung rujak itu sudah mencurigai gelagat beberapa orang pria tak dikenal yang berboncengan dua motor di depan rumah korban. 

Pria tak dikenal yang belakangan diketahui sebagai komplotan pelaku perampokan tersebut, berpenampilan layaknya preman. 

Lalu, lanjut Fathur, mereka berjalan keluar masuk ke dalam rumah yang dihuni oleh dua orang lansia tersebut. 

Saking mudahnya para pelaku memasuki rumah korban. Fathur sempat mengira bahwa para pelaku juga melakukan modus gendam terhadap korban. 

"Gak ada teriakan. Iya baru sadar saat pelaku pergi. Ya setengah digendam begitu," pungkasnya, dikutip dari MSN

Sementara itu, Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya Kompol Grandika Indra Waspada membenarkan, adanya laporan kejadian pencurian emas dengan modus pelaku mengaku sebagai petugas PDAM di kawasan jalan tersebut.

Namun, ia belum dapat berkomentar banyak. Karena, penyelidikan bersama Satreskrim Polrestabes Surabaya dan Tim Inafis Polrestabes Surabaya untuk memburu para pelaku masih terus bergulir. 

"Masih proses penyelidikan," ujar mantan Kasat Lantas Polres Bangkalan itu.

Kronologi

Mengutip dari Tribun, Ketua RT 08, Fathur Rahman menceritakan, rumah korban sejatinya masuk wilayah kawasan RT 11.

Namun, lantaran kediamannya lebih dekat dengan lokasi TKP, korban berinisial HM (77) berinisiatif melapor dan meminta tolong padanya setelah perampok kabur. 

Berdasarkan cerita yang didengarnya langsung, lanjut Fathur, komplotan pelaku perampokan tersebut menjalankan aksi tersebut cuma hitungan menit. 

"Korban sempat curiga, kok bukan petugas (PDAM) biasanya. Tapi pelaku menjawab kalau mereka pengganti. Jadi langsung dipersilakan masuk," ujarnya saat ditemui jurnalis TribunJatim Network di rumahnya, Rabu (22/1/2025). 

Fathur mengaku belum bisa memastikan jumlah pelaku komplotan perampok rumah korban. Namun, seingatnya, jumlah sekitar tiga orang. Mereka membagi tugas selama beraksi. 

Satu orang bertugas sebagai pengecoh, satu orang bertugas sebagai eksekutor perampokan benda berharga di dalam rumah, dan satu orang mengawasi situasi di luar. 

"Ternyata, 1 pelaku mengecoh berlagak telepon soal saluran air yang bocor. Dan 1 pelaku langsung masuk ke kamar," katanya. 

Kata Fathur, para pelaku tidak melakukan aksi kekerasan terhadap korban yang berusia senja tersebut. 

Hanya saja mungkin para pelaku cuma melakukan intimidasi secara verbal. 

Karena, Korban HH sempat dilarang untuk menghalangi pelaku yang berlagak sebagai petugas PDAM memasuki ruangan lain di rumah tersebut. 

"Dan 1 pelaku langsung masuk ke kamar. Bu HH, mau mengejar tapi dihalang-halangi sama pelaku lainnya. Jadi setelah kejadian itu, mereka keluar rumah," jelasnya. 

"Baru si pemilik rumah sadar; lho kok dia masuk kamar. Akhirnya tahu kalau barangnya hilang. Bukan penyekapan. Jadi korban diajak ngobrol terus," tambahnya. 

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.