Libur Lebaran 2025, Kampoeng Heritage Kajoetangan Tetap Jadi Magnet Wisatawan, Kunjungan Capai 27 Ribu per Bulan

MALANG (Lentera) - Libur Lebaran 2025 membawa lonjakan wisatawan ke berbagai destinasi di Kota Malang, salah satunya Kampoeng Heritage Kajoetangan. Kawasan wisata bersejarah ini tetap menjadi magnet bagi wisatawan, dengan jumlah kunjungan yang mencapai 27 ribu orang per bulan.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, mengatakan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kampoeng Heritage Kajoetangan terus meningkat sejak awal tahun dan semakin membludak saat libur Lebaran.
"Jika sebelumnya rata-rata kunjungan harian berkisar antara 600 hingga 700 orang, kini melonjak menjadi 900 hingga 1.000 wisatawan per hari. Dalam satu bulan, jumlah pengunjung bisa mencapai sekitar 27 ribu orang," ujar Baihaqi, Sabtu (29/3/2025).
Tak hanya Kampoeng Heritage Kajoetangan, kawasan koridor Kayutangan Heritage juga mengalami kepadatan yang luar biasa.
Meskipun tidak ada sistem tiket di area koridor, Baihaqi meyakini jumlah wisatawan di kawasan tersebut sudah mencapai puluhan ribu orang setiap bulan, dengan puncak kunjungan saat libur panjang seperti Lebaran.
Lebih lanjut, Baihaqi mengungkapkan lonjakan wisatawan ini, juga berdampak langsung pada perekonomian warga sekitar. Menurutnya, jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kampoeng Heritage Kajoetangan meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
“Saat awal pengembangan, jumlah UMKM yang berjualan di dalam kampung masih berkisar antara 25 hingga 30 unit. Sekarang sudah hampir 200 warga yang membuka usaha, dan semua pelaku usaha ini adalah warga setempat,” jelasnya.
Momentum libur Lebaran ini memberikan keuntungan besar bagi para pedagang. Banyak wisatawan yang datang tidak hanya untuk menikmati suasana khas tempo dulu di Kayutangan, tetapi juga untuk mencicipi kuliner khas Malang dan membeli suvenir buatan warga.
Kampoeng Heritage Kajoetangan sendiri menawarkan pengalaman wisata sejarah yang unik. Dengan rumah-rumah berarsitektur kolonial, lorong-lorong kecil yang sarat akan cerita masa lalu, serta berbagai aktivitas berbasis budaya seperti pelatihan membatik dan workshop kerajinan tangan, destinasi ini menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Baihaqi menambahkan, Pemkot Malang akan terus mendorong pengelolaan wisata yang lebih baik, termasuk peningkatan fasilitas dan kenyamanan pengunjung. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi