
JAKARTA (Lentera) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusulkan pengurangan jumlah staf dan skala pekerjaannya dengan memangkas anggaran hingga lebih dari seperlima akibat pemotongan dana dari Amerika Serikat, menurut memo internal yang dilihat oleh Reuters.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump menarik diri dari WHO setelah menjabat pada Januari, dengan alasan badan kesehatan global tersebut telah salah menangani pandemi COVID-19 dan krisis kesehatan internasional lainnya.
Amerika Serikat selama ini merupakan penyumbang keuangan terbesar bagi badan kesehatan PBB tersebut, dengan kontribusi sekitar 18 persen dari total pendanaannya.
"Pengumuman Amerika Serikat, dikombinasikan dengan pengurangan baru-baru ini dalam bantuan pembangunan resmi oleh beberapa negara untuk mendanai peningkatan pengeluaran pertahanan, telah membuat situasi kita jauh lebih parah," demikian pernyataan memo WHO, yang bertanggal 28 Maret dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Reuters, Senin (31/3/2025).
Penarikan diri Amerika Serikat telah memperburuk krisis pendanaan karena negara-negara anggota mengurangi pengeluaran untuk pembangunan. Menghadapi kesenjangan pendapatan hampir US$600 juta tahun ini, WHO mengusulkan pemangkasan anggarannya untuk periode 2026-2027 sebesar 21 persen, dari 5,3 miliar dollar USD atau sekitar Rp 87,7 triliun menjadi 4,2 miliar dollar USD atau sekitar Rp 69,5 triliun, menurut memo tersebut.
"Meskipun telah berupaya sebaik-baiknya, kami kini berada pada titik di mana kami tidak punya pilihan selain mengurangi skala pekerjaan dan tenaga kerja kami," kata memo itu.
Selain itu, WHO disebut akan mengurangi pekerjaan di tingkat pimpinan senior di kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, meskipun semua level dan wilayah akan terdampak, tambah memo tersebut. WHO akan memutuskan cara memprioritaskan pekerjaan dan sumber dayanya pada akhir April.
Dokumen WHO menunjukkan bahwa badan PBB tersebut memiliki lebih dari seperempat dari 9.473 stafnya di Jenewa.
Memo internal tertanggal 10 Maret, yang juga dilihat oleh Reuters, menyebutkan WHO telah mulai menetapkan prioritas dan mengumumkan pembatasan satu tahun untuk kontrak staf. Memo itu juga menyatakan staf sedang berupaya mengamankan pendanaan tambahan dari negara-negara, donor swasta, dan filantropis.
Editor:widyawati/berbagai sumber