13 April 2025

Get In Touch

Soal Penghapusan Kuota Impor, Fraksi PDIP DPRD Jatim Tegaskan Komitmen Lindungi Wong Cilik

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Ony Setiawan
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Ony Setiawan

SURABAYA (Lentera)- Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Ony Setiawan, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto membuka kran impor dengan menghapus sistem kuota dan menggantinya dengan tarif.

Ia menekankan dengan kebijakan ini, pemerintah harus menaikkan tarif impor terhadap komoditas yang perlu dilindungi, terutama di sektor pertanian, peternakan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Yang perlu dilindungi seperti sektor pertanian, peternakan, dan yang berkaitan dengan UMKM, maka tarif impor harus dinaikkan,” ujar Ony Setiawan pada Jumat (11/4/2025).

Anggota komisi B DPRD Jatim itu menegaskan perekonomian lokal wong cilik harus diperkuat. Terutama sektor kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan pendidikan agar tetap terkendali.

“Perekonomian wong cilik harus kita jaga, kebutuhan sandang, pangan, dan pendidikan harus terkendali betul,” katanya.

Dirinya juga menilai Indonesia tidak perlu bergantung pada sektor manufaktur  yang tidak strategis, dan tidak menguasai hidup orang banyak. Sebaiknya pemerintah lebih fokus pada pengembangan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi rakyat.

"Manufaktur yang tidak ada kaitan dengan hajat hidup orang banyak tidak usah diprioritaskan. Justru kita harus lebih prioritas di UMKM sebagai tumpuan karena terkait hajat hidup orang banyak," tegasnya.

Lebih lanjut, Ony menekankan sektor pertanian harus tetap berada di tangan masyarakat lokal dan tidak dikuasai oleh pihak asing. Jawa Timur, menurutnya, harus menjadi penyangga utama kebutuhan pangan nasional.

“Pertanian jangan sampai dikuasai orang lain. Jawa Timur harus jadi stok penyangga kebutuhan pangan dan lainnya,” tegasnya.

Ony juga meminta agar anggaran pemerintah diarahkan untuk memperkuat sektor dasar seperti sandang, pangan, dan papan, serta sektor kesehatan yang strategis bagi masyarakat.

Menurutnya, tarif impor yang tinggi harus diterapkan untuk sektor pangan dan kesehatan agar sektor tersebut bisa terlindungi dan para petani lokal tidak mengalami kerugian.

Dirinya mencontohkan daging impor yang lebih murah dapat mengalahkan harga daging lokal, dan beras lokal sulit bersaing dengan beras impor dari Vietnam. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa setiap produk impor harus dikenakan tarif tinggi agar tidak merugikan produk dalam negeri.

“Daging impor murah, kalah daging lokal. Kemudian beras kita kalah dengan Vietnam. Kalau ada impor harus dikenakan tarif tinggi,” tegas anggota DPRD Jatim dari Daerah Pemilihan (Dapil) Tuban - Bonegoro ini.

Sementara itu, anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim lainnya, Erma Susanti, menilai kebijakan penghapusan kuota impor ini merupakan bagian dari strategi negosiasi perdagangan global, terutama terkait dengan kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

“Membaca ini adalah bagian dari bahan negosiasi terkait dengan perang dagang dan kebijakan disrupsi dari Amerika Serikat. Oleh karena itu, memang perlu ada regulasi yang jelas terkait kebijakan ini,” ujar Erma Susanti.

Erma menambahkan meskipun kebijakan ini dapat meningkatkan daya saing perdagangan Indonesia,tetap harus ada proteksi terhadap komoditas unggulan nasional, khususnya di sektor pangan.

“Keunggulan kita bisa menjadi bagian dari perdagangan global yang lebih tinggi, tapi tetap harus ada proteksi terhadap komoditas unggulan kita, terutama pangan, karena kekuatan kita ada di situ,” katanya.

Menurutnya, jika kuota impor benar-benar dihapus, pemerintah harus memastikan adanya proteksi terhadap komoditas yang sudah mampu swasembada agar tidak tergerus oleh produk impor yang merusak harga pasar.

“Jangan sampai pasar kita dirusak dengan impor yang bisa merusak harga. Salah satunya adalah tetap mempertahankan proteksi terhadap komoditas unggulan Jawa Timur,” tegasnya.

Erma juga menekankan proteksi beberapa komoditas petani dengan kebijakan membuka kran impor, sejalan dengan garis ideologis partai yang selalu berpihak pada rakyat kecil. Dan ini sesuai arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, keberpihakan pada wong cilik

"Hal ini senada dengan arahan Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri, yang selalu mengingatkan seluruh petugas partai, baik di eksekutif maupun di legislatif, untuk senantiasa menjalankan tanggung jawabnya dalam memperjuangkan kesejahteraan dan kebutuhan wong cilik," pungkas Erma. 

Reporter: Pradhita/Editor:Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.