
SURABAYA (Lentera) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menekankan pentingnya peran pendidikan dalam membangun human capital atau modal manusia. Sebab pendidikan yang dibutuhkan tidak hanya yang formal di sekolah, tetapi secara holistik yang bisa diperoleh di luar sekolah.
"Kita mengombinasikan dua hal yaitu bagaimana kita meningkatkan kompetensi di sekolah baik secara fisik di dalam sekolah maupun di luar pagar sekolah," kata Wagub Emil usai menghadiri Halal Bihalal Komunitas Dakwah Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya yang digelar di DK 26 Resto Jl. Darmokali No. 26 Surabaya, Minggu (13/4/2025).
Emil menjelaskan human capital atau modal manusia merupakan hasil dari sebuah proses pendidikan yang tidak hanya terpaku pada acuan kurikulum. Tetapi lebih dari itu, human capital ini menuntut setiap individu atau kelompok yang tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, pengalaman, kemampuan bahkan kepekaan dan empati terhadap lingkungan sekitar.
"Konsep pembangunan sumber daya atau modal manusia bukan hanya sekedar pendidikan di sekolah, tetapi bisa hal hal yang sifatnya sosial kemasyarakatan," terangnya.
Lebih lanjut disampaikannya, pendidikan di sekolah dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang dijalankan. Tetapi di sisi lain juga harus disertakan dalam pendidikan di sekolah adalah terkait keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kebutuhan saat ini.
"Masuk ke dalam kurikulum Inti itu kompetensi terkini misalnya komputasi awan atau cloud computing, bekerjasama dengan Amazon Web Services maka SMK juga bisa menyelenggarakan itu," jelasnya.
Sementara pendidikan di luar sekolah, lanjut Emil Dardak, adalah dengan meningkatkan kepedulian dan kepekaan anak didik terhadap lingkungan sekitarnya. Caranya dengan melibatkan mereka dalam program-program kemasyarakatan di sekitar lingkungan tinggalnya.
"Saat ini yang di perkotaan, mereka lebih sibuk pergi weekend sama teman-teman sekolahnya bukan sama tetangga, jangan-jangan mau jadi panitia 17-an saja mereka tidak mau, sedangkan itu penting itu membangun empati," imbuhnya.
Oleh sebab itu Ia menegaskan bahwa membangun human capital harus terus diikhtiarkan bersama karena human capital sendiri merupakan modal terbesar dari modal itu sendiri. Ia berharap sekolah mengembangkan dua hal yang berkaitan dengan pembangunan human capital.
"Bagaimana meningkatkan kompetensi di sekolah baik secara fisik di dalam sekolah maupun di luar pagar sekolah, kedua bagaimana membangun sebuah ekosistem yang bersinergi dengan pembelajaran untuk membangun manusia atau modal manusia yang lengkap," katanya.
Sementara itu Ketua Pembina YDSF Prof. Muhammad Nuh, DEA menyampaikan pentingnya setiap orang terus menjalankan perannya sebagai pembelajar karena menurutnya pendidikan akan terus berkembang dan menuntut setiap orang untuk terus belajar. Ia berpesan agar bisa memaksimalkan belajar maka harus mampu melepaskan egosentris, status sosial dan gelarnya.
"Siapa saja yang tidak mau belajar maka akan selesai, dan wilayah belajar jangan hanya logical thinking tetapi masuk ke wilayah wisdom," katanya.
"Insyaallah kita semua adalah para pembelajar sejati, dan insyaallah kita semua orientasinya gimana caranya kita memberikan manfaat sebesar-besarnya," tutupnya. (*)
Reporter : Lutfi
Editor : Lutfiyu Handi