
SURABAYA (Lentera) – Penggunaan gadget seperti ponsel, tablet, dan laptop sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Di rumah, di kantor, bahkan saat berada di transportasi umum, orang-orang tampak asyik menunduk menatap layar. Namun di balik kemudahan akses informasi dan komunikasi, gaya hidup digital ini diam-diam memunculkan ancaman kesehatan serius yang disebut dengan gadget neck.
Gadget neck dalam istilah medis merujuk pada nyeri leher akibat penggunaan perangkat elektronik secara berlebihan dalam posisi tubuh yang tidak ergonomis. Gejala yang ditimbulkan bervariasi, mulai dari rasa pegal, nyeri tumpul, hingga kekakuan pada leher dan bahu. Bila dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi masalah kronis yang mengganggu produktivitas dan kualitas hidup.
Dalam praktik klinisnya, Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik di Bethsaida Hospital Gading Serpong, Inge Jiemesha, menjelaskan bahwa kasus gadget neck meningkat seiring dengan gaya hidup masyarakat yang semakin terpaku pada layar.
“Posisi tubuh yang salah saat menggunakan gadget bisa menyebabkan tegangan berlebih pada otot leher. Jika dibiarkan, nyeri akan menjadi kronis dan mengganggu aktivitas harian,” ujarnya.
Tak hanya menyerang pekerja kantoran yang duduk lama di depan komputer, keluhan serupa juga mulai muncul pada remaja dan anak-anak terbiasa bermain gim atau menonton video melalui gawai selama berjam-jam.
Ia menyarankan agar masyarakat mulai memperhatikan cara menggunakan gadget dengan benar. Salah satu langkah paling sederhana adalah dengan menghindari posisi menunduk terlalu lama.
“Misal dengan menghindari posisi menunduk terlalu lama saat menggunakan gadget bisa jadi solusi termudah,” sambungnya.
Lebih lanjut, Inge mengingatkan pentingnya menyusun rutinitas sehat dalam beraktivitas digital. Mengatur durasi penggunaan, menyisipkan jeda istirahat, serta melakukan peregangan ringan setiap 30 menit sekali dapat membantu mencegah gangguan otot dan sendi. Mengatur tinggi layar gadget agar sejajar dengan pandangan mata juga merupakan upaya ergonomis yang patut diterapkan, baik di rumah maupun di kantor.
“Langkah-langkah ini terlihat sepele, tapi sangat penting agar aktivitas digital Anda tetap nyaman dan bebas nyeri,” jelasnya.
Masyarakat juga disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis apabila mengalami keluhan nyeri leher tak kunjung reda. Dengan penanganan sejak dini, risiko komplikasi seperti gangguan saraf atau postur tubuh memburuk dapat diminimalkan.
Dalam era digital serba cepat ini, menjaga kesehatan postur tubuh sering kali dianggap bukan prioritas. Namun, melalui edukasi dan kebiasaan kecil yang konsisten, gadget neck bisa dicegah. Kenyamanan dalam beraktivitas digital bukan hanya soal koneksi cepat, tapi juga postur tubuh sehat.
Penulis: Novi-Mg3/Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber