
MOSKOW (Lentera) - Ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran, diduga berasal dari bahan bakar rudal padat, menurut laporan The New York Times pada Minggu (27/4/2025) yang mengutip sejumlah sumber terkait.
Seseorang yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa bahan yang meledak adalah natrium perklorat, salah satu komponen utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.
Pada Sabtu lalu, sebuah ledakan besar terjadi di pelabuhan yang terletak di kota Bandar Abbas, Iran bagian selatan.
Setelah insiden tersebut, kantor berita IRNA melaporkan bahwa ledakan dipicu oleh bahan kimia yang disimpan secara tidak semestinya.
Berdasarkan data terbaru, jumlah korban tewas akibat ledakan tersebut mencapai 14 orang, sementara sekitar 750 orang lainnya mengalami luka-luka.
Jumlah Korban Tewas
Diketahui jumlah korban tewas akibat ledakan dahsyat terjadi di Pelabuhan Shahid Rajee, Iran terus bertambah. Kini, jumlah korban tewas sudah 18 orang dan 750 orang mengalami luka.
Dikutip dari CNN pada Minggu (27/4/2025) ledakan dahsyat itu membuat gumpalan asap tebal berwarna abu-abu dari bagian Shahid Rajaee di kompleks pelabuhan. Pemerintah Iran mengatakan ledakan itu kemungkinan terkait dengan bahan kimia yang disimpan.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni mengatakan enam orang masih hilang. Sementara media Iran juga melaporkan petugas pemadam kebakaran terus bekerja untuk memadamkan api, meskipun ada tantangan yang ditimbulkan oleh angin kencang.
Terbaru, saat ini korban yang tewas sudah mencapai 18 orang dari yang sebelumnya 14 orang. Sedangkan yang terluka dan menjalani perawatan sebanyak 750 orang.
Belum ada kepastian terkait penyebab ledakan tersebut. Seorang juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani, mengatakan butuh waktu untuk memastikan penyebabnya.
"Tetapi sejauh ini yang telah dipastikan adalah kontainer-kontainer disimpan di sudut pelabuhan yang kemungkinan berisi bahan kimia yang meledak," tuturnya.
Ia menambahkan: "Namun hingga api padam, sulit untuk memastikan penyebabnya."
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber