
JAKARTA (Lentera) - BytePlus kini resmi beroperasi di Indonesia, menawarkan berbagai layanan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan cloud untuk kebutuhan bisnis, termasuk di antaranya BytePlus Voice.
BytePlus, unit bisnis teknologi dari ByteDance—induk perusahaan TikTok—resmi mengumumkan kehadirannya di Indonesia pada Kamis (24/4/2025). Mereka menawarkan solusi cloud yang fleksibel, wawasan berbasis machine learning, serta layanan personalisasi untuk mendorong pertumbuhan dan transformasi pengalaman pelanggan.
Salah satu solusi yang ditawarkan buat bisnis lokal di Indonesia adalah BytePlus Voice. Layanan artificial intelligence ini mmapu mengatasi hambatan bahasa dan memperluas jangkauan bisnis secara efisien dan efektif.
BytePlus Voice adalah teknologi replikasi suara yang mampu meniru suara dengan tingkat akurasi tinggi, termasuk intonasi, aksen, hingga nuansa emosi untuk menciptakan interaksi yang lebih hidup dan natural. Solusi ini juga menawarkan kemampuan mengubah teks menjadi suara maupun sebaliknya.
"BytePlus telah melakukan pekerjaan dengan baik dalam pengenalan ucapan otomatis, terjemahkan bahasa, dan dapat mengubah tulisan menjadi ucapan," kata Zhang Yongliang, General Manager BytePlus, di acara ForceX Indonesia 2025 di Jakarta, Dikutip pada Senin (28/4/2025).
"Menggunakan teknologi BytePlus akan sangat mudah bagi perusahaan mana pun untuk mengembangkan bisnisnya di berbagai negara."
Dengan teknologi ini, pengguna dapat berbicara dalam satu bahasa dan kemudian mengubahnya ke dalam berbagai bahasa lain secara otomatis dengan akurasi tinggi dan intonasi yang alami. BytePlus Voice mendukung berbagai bahasa dengan aksen regional yang autentik.
Menariknya, BytePlus Voice mendukung replikasi suara dalam bahasa Indonesia, dengan kemampuan menangkap intonasi dan ritme khas bahasa tersebut. Fitur berguna untuk membantu masyarakat Indonesia mengekspresikan dirinya dengan lebih natural, sekaligus menghormati ragam unik aksen dan gaya berbicara yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.
BytePlus Voice dapat dirancang dan diintegrasikan ke dalam berbagai jenis usaha, mulai dari skala perusahaan rintisan (startup), UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), sampai korporasi besar, dengan implementasi yang mudah tanpa terganggu dengan tantangan teknis yang kompleks. Layanan bisa dimanfaatkan untuk beragam use case, seperti voice assistant, audiobook, dubbing, hingga customer service.
BytePlus sendiri sudah menggelontorkan 10 juta dolar AS (sekitar Rp 168 miliar) sebagai investasi awal membangun ekosistem digital global. Investasi tersebut juga akan dimanfaatkan di Indonesia untuk mendukung mitra lokal, menyediakan program pelatihan untuk talenta digital, serta membantu bisnis mengakses teknologi AI dan cloud yang sebelumnya mungkin sulit dijangkau.
"Indonesia adalah pasar yang penting bagi kami," kata Regional Lead BytePLus untuk Indonesia dan Malaysia, Leon Chen. "Energi dan semangat masyarakatnya dalam mengadopsi teknologi membuat kami yakin bahwa kehadiran lokal BytePlus akan memberikan dampak nyata."
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber