01 May 2025

Get In Touch

Ancaman AI Tak Terhindarkan, Menekraf Siapkan Strategi Lindungi Pegiat Ekonomi Kreatif

Menekraf RI, Teuku Riefky Harsya, Selasa (29/4/2025). (Santi/Lentera)
Menekraf RI, Teuku Riefky Harsya, Selasa (29/4/2025). (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Kekhawatiran para pegiat ekonomi kreatif terhadap ancaman kecerdasan buatan atau Akal Imitasi (AI) terhadap karya orisinal semakin nyaring terdengar di media sosial, khususnya X.com. Pemerintah melalui Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menyatakan, tengah menyusun langkah strategis untuk merespons kekhawatiran tersebut. Termasuk kemungkinan menyusun regulasi dan pelatihan adaptasi AI bagi para pelaku industri kreatif.

Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) RI, Teuku Riefky Harsya, menyampaikan fenomena berkembangnya teknologi AI menjadi tantangan nyata yang tak bisa dihindari, termasuk bagi para animator, musisi, penulis, ataupun seniman visual lainnya.

"Minggu depan kami akan melakukan pertemuan dengan Kementerian Komdigi terkait dengan hal ini. Tetapi begini, memang AI itu sebuah situasi yang sulit dihindari. Nah kami juga diskusi panjang dan ini juga akan berlanjut, bagaimana dalam hadirnya AI sekarang ini," ujarnya, ditemui di Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Singhasari, Kabupaten Malang, Selasa (29/4/2025). 

Riefky menghendaki, diskursus tentang kehadiran AI di sektor ekonomi kreatif terus berkembang. Salah satu yang menjadi sorotan adalah potensi AI yang berpotensi menggantikan peran dan karya kreatif manusia secara masif. Tanpa perlindungan hukum yang memadai.

"Jadi bagaimana kita menyiasati agar jangan sampai merugikan habis para pegiat ekonomi kreatif kita. Apakah itu musisi, penulis, animator, script writer film,  pelukis, dan berbagai macam lainnya," paparnya. 

Meski begitu, ia menegaskan pemerintah tidak menutup mata terhadap peluang yang ditawarkan oleh AI. Sebaliknya, AI dinilai juga bisa menjadi alat yang memperkuat kapasitas para pelaku ekonomi kreatif, asalkan digunakan secara bijak dan adaptif.

"Ini yang bagaimana kita sedang mencari cara, juga bagaimana AI ini justru dapat dimanfaatkan oleh para pegiat ekonomi kreatif kita," imbuhnya. 

Lebih lanjut, ia menyebutkan pihaknya tengah merumuskan sinergi antara pemerintah dan pelaku industri kreatif untuk menyediakan pelatihan-pelatihan adaptasi AI. 

Program ini, menurutnya bertujuan agar para seniman dan kreator lokal tidak semakin menjadi korban, tetapi mampu bertransformasi dan memanfaatkan teknologi demi pengembangan karier mereka.

"Kalau itu ada, ayo kita berikan pelatihan kepada pegiat ekraf kita. Supaya pegiat ekraf kita tidak menjadi korban itu tetapi justru bisa memanfaatkan AI dengan bijak," terangnya. 

Riefky juga memastikan, langkah pemerintah tidak akan mengesampingkan pentingnya orisinalitas dalam karya kreatif. Menurutnya, keunikan dan sentuhan manusia tetap menjadi hal penting yang tak bisa tergantikan sepenuhnya oleh mesin.

"Ini memang tantangannya. Tetapi sekarang bagaimana cara kita menyiasati tantangan itu. Nah ini yang sedang kita susun bagaimana bekerja sama untuk pelatihan AI ke pegiat seni kita sehingga mereka bisa memanfaatkan AI lebih baik lagi untuk karir mereka," pungkasnya. (*)

Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.