
SURABAYA (Lentera) - Pemerintah Kabupaten Blitar menggandeng Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS), dalam pelaksanaan RKTL (Rencana Kegiatan Tindak Lanjut) 2025 bertajuk “Mewujudkan Misi Pembangunan Kabupaten Blitar 2025–2029 dengan Pendekatan Desa Cerdas.”
Hal ini dikatakan Ketua Stikosa AWS, Dr Jokhanan Kristiyono di kampus Stikosa AWS, Senin (5/5).
Kegiatan ini akan digelar pada Kamis, 8 Mei 2025 di dua desa percontohan, yaitu Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro dan Desa Wates, Kecamatan Wates dengan dukungan dari Relawan TIK, Kominfo, dan pemerintah daerah.
Menurut Jokhanan, kontribusi akademik menjadi salah satu kekuatan dalam program ini, dan Stikosa AWS mengambil peran strategis sebagai mitra peneliti. Kegiatan yang dilakukan mencakup pemetaan potensi desa (village potential mapping), khususnya dalam ranah sosial, budaya, dan ekonomi digital.
Program ini mengimplementasikan pendekatan Desa Cerdas berbasis lima pilar utama: Pemerintahan Cerdas, Ekonomi Cerdas, Mobilitas Cerdas, Kehidupan Cerdas, dan Lingkungan Cerdas. Fokus tahun ini adalah pembangunan demplot pertanian dengan pupuk nano untuk tanaman pangan dan hortikultura, serta penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dalam tata kelola pertanian.
Sebagai dosen dan peneliti, Jokhanan menyatakan bahwa proses pembangunan desa membutuhkan pendekatan yang tidak hanya teknokratis, namun juga berbasis ilmiah dan partisipatif.
“Dibutuhkan sentuhan akademik dalam merancang pendekatan citizen science, agar masyarakat desa tidak sekadar menjadi objek pembangunan, tetapi subjek yang aktif dalam pengumpulan data, analisis, dan pengambilan keputusan,” tegasnya.
Seiring itu, diluncurkan pula program "Berkilau" (Bersama Kita Tumbuh dan Maju Digital) yang melibatkan PT Master Teknologi Nusantara sebagai mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Program ini mengedepankan peningkatan kapasitas digital UMKM, pelatihan konten kreatif, dan penguatan brand lokal berbasis teknologi.
Rangkaian kegiatan meliputi pelatihan perangkat desa dan petani tentang IoT, workshop literasi digital, bimbingan teknis pemanfaatan platform desa cerdas, hingga kunjungan lapangan lintas sektor.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, industri, dan warga desa, Kabupaten Blitar menargetkan terbentuknya ekosistem desa cerdas yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan dalam periode 2025–2029, demikian Jokhanan menegaskan.
Editor: Arief Sukaputra/Rls