Kepala Balai Besar TNBTS Ungkap Rusak dan Hilangnya Aset Akibat Kericuhan di Pintu Masuk Gunung Bromo

MALANG (Lentera) - Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Rudijanta Tjahja Nugraha, mengungkapkan sejumlah aset milik negara mengalami kerusakan dan diduga hilang akibat aksi massa yang melibatkan oknum tour leader dan sopir jip wisata. yang mengakibatkan kericuhan di pintu masuk kawasan wisata Gunung Bromo, tepatnya di Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo pada Minggu (4/5/2025).
Kericuhan bermula ketika terjadi lonjakan kendaraan dan pengunjung pada dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Di mana petugas yang berjaga telah menerapkan sistem pengecekan tiket online sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di kawasan konservasi nasional tersebut.
"Penjagaan dilakukan sejak pukul 01.00 hingga 17.00 WIB dengan melibatkan lima petugas TNBTS dan dua personel provos dari Kodim 0820 Probolinggo. Kami juga menambah alat pemeriksaan karena lonjakan kendaraan," ujar Rudijanta dalam keterangan resminya, Selasa (6/5/2025).
Kondisi memanas ketika 92 dari total 144 jip wisata yang hendak masuk, belum melakukan pemesanan tiket secara online. Sesuai prosedur, para pengemudi diminta untuk melakukan pemesanan tiket di tempat, yang menyebabkan antrean kendaraan menumpuk dan memicu kemacetan di pintu masuk.
Situasi kian kacau ketika perwakilan agen perjalanan, tour leader, dan pengemudi mulai menyampaikan protes dengan cara yang dinilai tidak pantas. "Mereka mengerumuni petugas, mendorong, dan melontarkan kata-kata kasar. Bahkan dari rekaman video terlihat ada oknum yang sengaja memperkeruh suasana," kata Rudi.
Kericuhan memuncak ketika sekelompok orang memasuki kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I. Tidak menemukan pejabat yang mereka cari, massa melakukan aksi perusakan fasilitas kantor.
"Satu unit laptop hancur, meja kerja patah, helm petugas dirusak, dan ban mobil dikempeskan. Bahkan, kunci dan STNK kendaraan dinas jenis Pajero Sport diambil paksa dan belum dikembalikan hingga sekarang," bebernya.
Ironisnya, Rudi menyebutkan aksi perusakan itu tidak seluruhnya terekam kamera pengawas. Pasalnya, ada oknum yang mematikan aliran listrik dan mencabut kabel CCTV sebelum melakukan aksi tersebut. "Ini mengindikasikan tindakan dilakukan secara terencana," tegas Rudi.
Pihak BB TNBTS akan segera melaporkan kejadian ini ke aparat penegak hukum atas dugaan pengerusakan, pencurian aset negara, dan intimidasi terhadap petugas. TNBTS juga tengah menginventarisir kerugian yang ditimbulkan.
"Sudah sejak 1 Oktober 2019, BB TNBTS telah menerapkan sistem booking online 100 persen untuk seluruh pengunjung, baik perorangan maupun yang menggunakan jasa agen wisata. Seluruh akses masuk kawasan Bromo mewajibkan pemesanan tiket secara daring terlebih dahulu, dan bukti pemesanan berupa QR-Code harus dibawa pengunjung," pungkasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi