
MALANG (Lentera) - Tembus dua kali lipat dari target yang ditetapkan Pemprov Jatim, realisasi investasi di Kota Malang sepanjang tahun 2024 lalu mencapai Rp2,8 triliun.
"Total realisasi investasi kita di 2024 kemarin tembus di angka Rp2,8 triliun. Artinya, itu dua kali lipat dari target yang dibebankan dari provinsi, yaitu Rp1,4 triliun," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (9/5/2025).
Arif mengklaim, capaian ini menjadi indikator positif kepercayaan pelaku usaha terhadap iklim investasi di Kota Malang.
Meski demikian, dia menegaskan tantangan untuk menjaga stabilitas daerah tetap menjadi pekerjaan rumah bersama seluruh elemen.
"Harapan kami, dengan situasi saat ini, investasi di Kota Malang bisa tetap naik dari tahun sebelumnya. Tapi kami tidak bisa berjalan sendiri, butuh koordinasi dari semua lini dan stakeholder di Kota Malang," lanjut Arif.
Dia menekankan pentingnya menjaga kondusivitas wilayah agar minat investor tidak surut. Menurutnya, berbagai aspek mulai dari keamanan hingga kenyamanan berusaha sangat memengaruhi keputusan investasi.
"Situasi keamanan, misalnya. Kalau sering ada unjuk rasa, itu juga berpengaruh ternyata. Jangan sampai ada situasi yang menyebabkan tidak kondusif, sehingga investornya lari. Ini yang perlu diantisipasi bersama," katanya.
Lebih lanjut, Arif menyebutkan potensi investasi di Kota Malang masih terbuka lebar, dengan sejumlah sektor yang masih menjadi daya tarik utama. Kuliner, properti, serta sektor perhotelan dan apartemen diprediksi tetap menjadi primadona bagi investor sepanjang 2025.
"Selain itu, mudah-mudahan tahun ini juga sudah ada beberapa hotel dan apartemen yang sedang dalam proses perizinan. Semoga cepat selesai agar segera bisa dibangun," ungkapnya.
Sebagaimana instruksi Wali Kota Malang, Arif juga berharap agar pembangunan sektor properti dan perhotelan di Kota Malang ini, turut berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja lokal. Menurutnya, Pemkot Malang mewajibkan investor merekrut tenaga kerja yang ber-KTP Kota Malang saat proyek telah rampung.
Arif menekankan, peningkatan investasi harus berkontribusi pada penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Malang. Disebutkannya, data terbaru mencatat TPT telah turun dari 6,80 persen menjadi 6,10 persen per akhir tahun 2024 kemarin.
"Harapan kami, dengan adanya semua pelaku usaha yang terus berinvestasi, TPT di Kota Malang ini bisa terus menurun. Insyaallah turun," tuturnya.
Sementara itu, disinggung terkait target investasi tahun 2025, pihaknya mengaku masih menunggu penetapan resmi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Namun, berdasarkan tren tahun-tahun sebelumnya, Arif memprediksi kenaikan target sekitar Rp100 hingga Rp200 miliar dari target tahun 2024.
"Target investasi kan dari pusat dulu, baru provinsi, lalu kabupaten/kota. Tahun 2023 target kita Rp1,2 triliun, 2024 naik ke Rp1,4 triliun. Jadi kemungkinan target 2025 ada di angka Rp1,5 sampai Rp1,6 triliun. Berapapun nanti, optimistis pasti tercapai," pungkasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi