
SURABAYA (Lentera) – Selama lebih dari 4,5 miliar tahun keberadaan bumi, makhluk hidup mengalami evolusi dan perubahan luar biasa. Peristiwa kepunahan massal, pergeseran benua, hingga perubahan iklim ekstrem telah menghapus banyak spesies dari muka bumi. Namun, di balik arus besar kehancuran tersebut, ada sebagian kecil hewan yang berhasil bertahan dan melintasi waktu bahkan sejak zaman dinosaurus berjaya di era Mesozoikum.
Zaman dinosaurus atau era Mesozoikum sekitar 252–66 juta tahun lalu dikenal sebagai periode penting dalam sejarah kehidupan, di mana berbagai spesies raksasa menguasai daratan, lautan, dan udara. Meski sebagian besar spesies dari zaman tersebut telah punah, beberapa hewan dari garis keturunan purba masih dapat ditemukan hingga kini. Mereka tidak lagi identik dengan bentuk nenek moyangnya, tetapi jejak DNA dan ciri-ciri biologisnya tetap menunjukkan hubungan evolusioner yang erat.
Menurut laporan BBC Science Focus, yang dikutip Kamis (15/5/2025), banyak spesies purba terutama yang hidup di perairan mampu bertahan melalui proses evolusi selama jutaan tahun. Adaptasi terhadap lingkungan dan perubahan genetika menjadi kunci utama kelangsungan hidup mereka. Berikut adalah enam spesies hewan luar biasa menjadi saksi hidup sejarah panjang bumi.
Buaya
Buaya modern merupakan keturunan dari spesies purba yang telah hidup sejak Zaman Kapur Akhir, sekitar 80 juta tahun lalu. Spesies buaya terdahulu memiliki ukuran dan bentuk tubuh beragam. Misalnya, Litargosuchus berukuran kecil dan lincah, berburu di darat seperti serigala. Ada juga Sarcosuchus, predator raksasa sepanjang 12 meter mampu menyeret dinosaurus besar dari tepi sungai.
Perubahan iklim dan kondisi bumi yang dinamis membuat buaya berevolusi dari leluhurnya. Kini, buaya hidup di berbagai habitat air tawar dan menjadi salah satu reptil purba masih eksis.
Platipus
Platipus adalah hewan unik dari Australia yang menjadi bukti nyata evolusi mamalia. Berparuh seperti bebek dan berkaki empat, hewan ini juga memiliki taji berbisa di kaki belakang pejantan. Paruhnya dilengkapi elektroreseptor, membantunya mendeteksi gerakan mangsa di perairan gelap.
Platipus tergolong dalam kelompok Monotremes, cabang kuno dari pohon evolusi mamalia. Kelompok ini telah ada sejak sekitar 170 juta tahun lalu, pada masa Jurassic Tengah. Bersama echidna, platipus menjadi salah satu mamalia bertelur terakhir yang masih bertahan hingga kini.
Coelacanth
Ikan coelacanth sempat dianggap telah punah bersama dinosaurus, hingga akhirnya ditemukan kembali di lepas pantai Afrika Selatan pada 1938. Ikan ini pertama kali muncul sekitar 409 juta tahun lalu pada zaman Devonian, menjadikannya salah satu vertebrata tertua yang masih hidup.
Hingga kini, hanya dua spesies coelacanth yang diketahui. Mereka hidup di gua-gua laut dalam Samudera Hindia Barat dan berburu pada malam hari. Kemampuan bertahan di habitat laut dalam yang stabil dipercaya menjadi kunci kelangsungan hidupnya, termasuk saat peristiwa kepunahan massal 66 juta tahun lalu dan ‘Kematian Besar’ memusnahkan hampir seluruh spesies di Bumi.
Hiu
Sebagai predator puncak laut, hiu memiliki sejarah panjang dalam dunia evolusi. Spesies hiu pertama diketahui telah ada sejak sekitar 450 juta tahun lalu, jauh sebelum dinosaurus muncul. Evolusi membentuk tubuh hiu menjadi semakin efisien, bahkan beberapa spesies mengembangkan kemampuan menyala dalam gelap.
Salah satu hiu purba terkenal adalah Megalodon, predator laut terbesar sepanjang sejarah. Meskipun telah punah, banyak spesies hiu modern masih menunjukkan ciri-ciri anatomi dari nenek moyang purba mereka.
Kura-kura
Jejak nenek moyang kura-kura diperkirakan muncul sekitar 230 juta tahun lalu. Fosil menunjukkan bahwa bentuk tempurung dan struktur tubuh kura-kura telah ada sejak zaman dinosaurus.
Spesies ini berhasil bertahan dari dua peristiwa kepunahan besar, termasuk yang mengakhiri era dinosaurus. Adaptasi berupa tempurung keras sebagai perlindungan memungkinkan kura-kura bertahan di berbagai kondisi ekstrem.
Ular
Meskipun ular modern belum ada pada masa dinosaurus, akar evolusinya berhubungan erat dengan reptil berkaki empat yang hidup pada periode Jurassic Tengah. Ular telah mengalami transformasi besar, seperti hilangnya kaki dan penyederhanaan struktur tengkorak, demi mobilitas dan efisiensi berburu. Evolusi panjang ini membentuk ular seperti yang kita kenal saat ini yaitu gesit, fleksibel, dan mampu beradaptasi dengan berbagai ekosistem.
Dalam perspektif ilmiah, mereka disebut sebagai “fosil hidup” karena masih membawa ciri-ciri nenek moyang yang hidup di masa lalu. Keberadaan mereka di era modern menjadi pengingat bahwa kehidupan di bumi bersifat dinamis, dan spesies yang mampu beradaptasi adalah yang memiliki peluang terbesar untuk bertahan.
Penulis: Novi-Mg3/Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber