Jangan Tergiur Berat Badan, Penjual Hewan Kurban Ingatkan Pembeli Utamakan Kesehatan Hewan

MALANG (Lentera) - Menjelang Hari Raya Idul Adha, tren pembelian hewan kurban mulai menggeliat. Banyak calon pembeli tergoda memilih hewan berdasarkan berat badan semata.
Namun, bagi Taufik, seorang penjual hewan kurban berpengalaman di Kota Malang, ukuran bukanlah segalanya. Ia menekankan kesehatan hewan jauh lebih penting dalam menentukan kelayakan kurban.
"Kalau untuk hewan kurban, jangan terbuai beratnya. Tetapi pastikan kalau itu sehat. Karena selain menyangkut keagamaan juga menyangkut urusan banyak orang," ujar Taufik, Kamis (15/5/2025).
Taufik menjelaskan sejumlah ciri fisik hewan kurban yang sehat. Menurutnya, hidung hewan harus dalam kondisi tanpa lendir, mata tidak berair, kulit mulus tanpa luka, dan area sekitar dubur tidak menunjukkan bekas lendir atau tanda-tanda diare.
Sudah sejak tahun 2004, Taufik menjalani usaha penjualan hewan kurban. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, ia paham betul dinamika pasar dan perilaku konsumen menjelang Idul Adha.
"Biasanya tiga minggu sebelum Idul Adha, sudah mulai banyak yang tanya-tanya. Ada yang lihat-lihat dulu, membandingkan harga di tempat lain. Ada juga yang langsung beli karena sudah langganan," tuturnya.
Taufik juga menyebutkan, kebutuhan dan preferensi setiap pembeli cukup beragam. Beberapa orang, kata Taufik, secara khusus mencari kambing poel, yakni kambing yang giginya sudah tanggal karena dianggap lebih memenuhi syarat sebagai hewan kurban.
Namun, ia menilai tidak semua kambing poel memiliki kualitas daging yang lebih baik.
"Poel itu kadang masih kalah dengan yang banyaknya daging. Jadi jangan terpaku di situ saja," katanya mengingatkan.
Hingga pertengahan Mei ini, Taufik mencatat sudah ada sekitar 30 hingga 50 ekor kambing yang dipesan oleh pelanggan tetapnya. Menurutnya, pemesanan awal menjadi langkah bijak karena pilihan hewan masih banyak dan harga relatif stabil.
"Kalau beli mendekati hari H, pilihannya sudah terbatas dan harganya pasti naik. Karena saat itu permintaan meningkat sementara stok terbatas," jelasnya.
Menyoal harga, Taufik menjelaskan kambing yang sebelumnya dijual seharga Rp 3 juta saat satu hingga dua bulan lalu, kini sudah naik menjadi sekitar Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta.
"Harga ini bisa naik lagi nanti. Ukuran kecil saja bisa tembus Rp3,5 juta ke atas. Kalau ukuran tanggung bisa Rp4 juta lebih," jelasnya.
Menurutnya, faktor yang mempengaruhi harga kambing kurban bukan hanya besar-kecilnya hewan, tetapi juga harga daging di pasar. Saat ini, dikatakannya harga daging kambing dapat mencapai Rp 140 ribu sampai Rp 160 ribu per kilogram.
"Itu juga berpengaruh pada harga jual kambing kurban," tambahnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais