
SURABAYA (Lentera) – Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengukuhkan enam guru besar baru dari Fakultas Farmasi (FF) pada, Kamis (15/5/2025).
Keenam guru besar yang baru saja dikukuhkan tersebut di antaranya Prof. Dr. apt. Nuzul Wahyuning Diyah, Dra., M.Si., Prof. Dr. apt. Yulistiani, Dra., M.Si., Prof. Dr. apt. Dewi Isadiartuti, Dra., M.Si., Prof. apt. Tutik Sri Wahyuni, S.Si., M.Si., Ph.D., Prof. apt. Marcellino Rudyanto, Drs., M.Si., Ph.D., dan Prof. apt. Hadi Poerwono, Drs., Ph.D.
Rektor Unair, Prof. Dr. Mohammad Nasih, MT, Ak., CA mengatakan hingga tahun 2025 ini, Unaur telah mengukuhkan lebih dari 40 guru besar.
“Ini menunjukkan konsistensi Unair dalam memperkuat peran keilmuan dan pengaruhnya di tengah masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan,” kata Prof. Nasih ketika ditemui usai pengukuhan, Kamis (15/5/2025).
Prof. Nasih mengatakan, mahalnya biaya kesehatan di Indonesia menjadi salah satu penyebab utama ketergantungan Indonesia terhadap bahan baku obat dari luar negeri, yang mencapai lebih dari 90 persen.
“Indonesia kaya akan sumber daya alam, tetapi belum mampu memanfaatkannya secara optimal untuk industri kesehatan. Akibatnya, rantai nilai menjadi panjang dan biaya produksi obat membengkak,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil riset para guru besar yang dikukuhkan hari ini diharapkan mampu memberikan solusi nyata dalam mendorong kemandirian dan efisiensi di sektor kesehatan, terutama dalam produksi obat-obatan dalam negeri.
Prof. Nasih juga menekankan kehadiran para guru besar bukan hanya menjadi pencapaian akademik, tetapi juga sebagai wujud kontribusi nyata Unair bagi bangsa dan dunia.
“Guru besar kami tidak hanya memberikan pemikiran luar biasa, tetapi juga menghadirkan aksi nyata di lapangan. Inilah bentuk kehadiran Unair sebagai kampus yang berdampak,” tutupnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais