
SURABAYA (Lentera) – Rasa nyeri tajam, menusuk, atau seperti tersengat listrik yang muncul secara tiba-tiba di salah satu sisi wajah bisa jadi bukan sekadar sakit gigi atau migrain biasa. Gejala tersebut dapat menandakan adanya gangguan saraf yang dikenal sebagai neuralgia trigeminal, sebuah kondisi neurologis yang menyerang saraf wajah dan menyebabkan rasa sakit luar biasa.
Gangguan ini memang tidak terlalu umum, namun dampaknya bisa sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Bahkan, dalam kasus tertentu, rasa sakit bisa timbul hanya karena sentuhan ringan, seperti saat menyikat gigi, mencuci muka, atau bahkan saat berbicara.
Menurut dr. Gibran Aditiara Wibawa, Sp.BS (K), MBA, Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, neuralgia trigeminal terjadi akibat tekanan dari pembuluh darah pada saraf trigeminal di bagian dasar otak. “Kondisi ini terjadi akibat kontak antara pembuluh darah normal (vena atau arteri) dan saraf trigeminal di dasar otak, yang memberi tekanan dan memicu nyeri,” jelasnya dikutip pada Senin (19/5/2025).
Saraf trigeminal adalah salah satu dari dua belas saraf kranial yang paling kompleks. Saraf ini bertanggung jawab atas sensasi di wajah, termasuk dahi, pipi, dan rahang. Ketika saraf ini terganggu, maka penderita akan merasakan nyeri yang sangat tajam di area-area tersebut.
Gejala yang paling umum adalah rasa sakit seperti ditusuk-tusuk atau terbakar yang terjadi secara tiba-tiba dan berulang, biasanya hanya di satu sisi wajah. Durasi nyeri bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga beberapa menit, dan dapat terjadi beberapa kali dalam sehari.
Penyebab dan Faktor Risiko
Lebih lanjut, dr. Gibran mengungkapkan bahwa tekanan dari pembuluh darah bukan satu-satunya penyebab. Sejumlah kondisi medis juga bisa menjadi faktor pemicu. “Beberapa penyebab lain antara lain faktor penuaan, tumor, stroke, trauma wajah, hingga kerusakan selubung mielin pada penderita Multiple Sclerosis,” tambahnya.
Multiple Sclerosis (MS) sendiri adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat merusak pelindung saraf (mielin). Jika saraf trigeminal terkena, maka gejala neuralgia pun bisa muncul.
Diagnosis dan Penanganan
Mengingat gejala yang kerap kali mirip dengan penyakit lain seperti gangguan gigi atau migrain, diagnosis neuralgia trigeminal harus dilakukan secara cermat. Dokter biasanya akan melakukan wawancara medis mendalam dan pemeriksaan neurologis untuk menilai area nyeri dan respons saraf wajah.
Namun, bila pengobatan oral tidak memberikan hasil, maka prosedur pembedahan atau intervensi minimal invasif bisa menjadi pilihan. Salah satunya adalah mikrovaskular dekompresi, yakni tindakan operasi untuk mengangkat atau memindahkan pembuluh darah yang menekan saraf trigeminal.
Ada juga prosedur lain seperti radiofrekuensi ablasi, di mana saraf yang bermasalah dihancurkan sebagian untuk mengurangi transmisi rasa sakit. Tidak sedikit penderita neuralgia trigeminal yang mengalami gangguan psikologis akibat rasa sakit yang berkepanjangan dan sulit diprediksi. Dalam beberapa kasus, penderita merasa takut untuk makan, berbicara, atau keluar rumah karena khawatir serangan nyeri akan kambuh sewaktu-waktu.
Penulis: Elvy-Mg2/Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber