21 May 2025

Get In Touch

Kakek 94 Tahun Calon Jamaah Haji Tertua dari Kota Malang, Semangat dan Bersyukur Bisa ke Tanah Suci

Jamaah Haji tertua dari Kota Malang, Satro Wasiyo (94). (Santi/Lentera)
Jamaah Haji tertua dari Kota Malang, Satro Wasiyo (94). (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Di usianya yang telah menginjak 94 tahun, Sastro Wasiyo warga Jalan Gadang Gang 21A menjadi calon jamaah haji tertua dari Kota Malang, yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini.

Meski rambutnya telah memutih, semangat dan rasa syukur tak henti mengiringi persiapan ibadah hajinya yang tinggal hitungan hari.

Sastro dijadwalkan berangkat dalam rombongan kloter 77 dari Kota Malang pada 23 Mei 2025 mendatang, didampingi oleh anak kelimanya, Supariyono yang juga akan menjadi pendamping resmi selama berada di Makkah dan Madinah.

"Saya daftar tahun 2019, sekarang umur saya 94 tahun,” tuturnya saat ditemui di kediamannya, Selasa (20/5/2025).

Tak banyak permintaan atau keluhan yang diungkapkan Sastro jelang keberangkatan, justru rasa syukur mendalam yang lebih sering ia sampaikan. Baginya, bisa mendapatkan kesempatan berhaji di usia lanjut adalah anugerah besar.

"Perasaannya ya senang, Alhamdulillah. Saya ini sudah tua, akhirnya masih bisa diberikan kesempatan untuk ibadah haji," ujarnya lirih.

Keinginan berhaji mulai tumbuh sejak ia menunaikan umrah pada 2015 lalu bersama anak bungsunya, sepulang dari umrah ia langsung mengutarakan niatnya kepada seluruh anak-anaknya untuk mendaftar haji.

Perjalanan menuju Tanah Suci ini tak lepas dari dukungan keluarga, biaya haji Sastro dikumpulkan secara gotong-royong oleh anak-anaknya. Ia pun mengaku tak menyangka, keinginannya yang lama tersimpan akhirnya terwujud.

"Saya haji ini dibiayai anak-anak saya. Jadi gak terduga, mengumpulkan biaya dibantu anak-anak saya," ucapnya.

Meski telah lanjut usia, Sastro tetap aktif mengikuti seluruh proses manasik haji. Ia bahkan menyebut tak pernah mengalami kesulitan saat berjalan atau mengikuti kegiatan bimbingan.

"Saya dulu kan petani di desa di Ngawi sana, jadi Alhamdulillah masih sehat," katanya sambil tersenyum.

Menariknya, untuk menjaga stamina, Sastro tidak mengonsumsi ramuan atau suplemen khusus. Ia meyakini, semangat dan rasa bahagia menjelang keberangkatanlah yang membuat tubuhnya tetap sehat.

"Saya gak minum jamu-jamuan supaya badan fit. Karena menurut saya, perasaan senang akhirnya bisa ke Tanah Suci itu yang membuat saya sehat, semangat," ucapnya penuh keyakinan.

Meski telah bersiap secara fisik dan mental, Sastro tak membawa doa-doa khusus selama ibadah nanti. Doanya sederhana, namun penuh makna.

"Nggak ada. Hanya keselamatan sampai saya pulang ke tanah air," tuturnya.

Sementara itu, Supariyono, sang anak mengungkapkan keinginan mereka sebagai anak memang sederhana, yakni ingin sang ayah dapat berangkat haji dalam kondisi sehat.

"Alhamdulillah Bapak juga dinyatakan istitha'ah, bisa berangkat. Pendengarannya juga masih normal. Waktu istitha'ah juga ada tes demensia, dan Bapak masih ingat semua, masih normal," ungkapnya.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.