
JAKARTA (Lentera) - Perusahaan transportasi umum dan berbagai entitas lain di Jepang mulai memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk mengelompokkan dan membuat katalog barang-barang yang dilaporkan hilang, serta menyediakan informasi mengenai lokasi pengembaliannya.
Dalam laporan Kyodo News pada 8 Mei 2025, disebutkan bahwa sekitar 30 organisasi telah mulai menggunakan platform pencarian barang hilang dan ditemukan yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi informasi Find Inc., yang berbasis di Tokyo, di lebih dari 2.300 stasiun dan lokasi lainnya.
Find meluncurkan platformnya pada Juni 2023. Perusahaan ini hingga akhir Maret 2025 telah menangani total sekitar 1,5 juta laporan barang hilang dan sekitar 480.000 di antaranya telah dikembalikan.
"Sampai saat ini orang-orang yang kehilangan barang-barangnya harus memeriksa berbagai tempat melalui telepon," kata Ryu Wada, pemimpin eksekutif perusahaan tersebut.
"Seiring dengan semakin banyaknya fasilitas yang menggunakan layanan ini, penanganan laporan barang-barang yang hilang dan ditemukan akan menjadi lebih mudah karena pertanyaan dapat dicocokkan melalui basis data yang sangat besar," ia menjelaskan.
Pengguna platform Find mencakup Biro Transportasi Kota Sapporo dan bandara Haneda di Tokyo serta kepolisian Tokyo dan kepolisian prefektur Oita.
Operator kereta api yang berkantor pusat di Tokyo, Keio Corp., juga menggunakan sistem tersebut, dan menyaksikan tingkat pengembalian barang yang hilang naik menjadi 30 persen dari kurang dari 10 persen sebelum penerapan sistem.
Saat barang yang hilang dikembalikan, pekerja transportasi atau pekerja lain mengambil gambar barang tersebut menggunakan tablet mereka.
Sistem berbasis AI Find kemudian mencatat warna, bentuk, dan fitur lain dari barang tersebut sebelum menyimpan informasi beserta foto-fotonya ke basis data.
Melalui aplikasi perpesanan seperti Line, pemilik barang yang hilang dapat mengajukan pertanyaan dengan memasukkan informasi terkait seperti lokasi hilangnya barang, fitur, dan fotonya.
Jika tidak ada foto, pemilik dapat memilih gambar yang mirip, dan sistem akan memberi tahu jika menemukan gambar yang cocok.
Layanan pencarian barang hilang ini tersedia dalam bahasa Jepang, Inggris, Mandarin, dan Korea.
Staf Find menelusuri basis data menggunakan kecerdasan buatan berdasarkan informasi yang dimasukkan oleh pemilik barang hilang.
Bahkan jika orang yang kehilangan tidak memberikan foto atau hanya memberikan deskripsi samar tentang barang yang hilang, AI akan menunjukkan beberapa kandidat yang mungkin dalam urutan probabilitas menurun.
Jika AI menentukan bahwa barang tersebut memang milik orang yang dimaksud, AI akan mengarahkan mereka ke loket stasiun atau fasilitas untuk mengambilnya.
Yurikamome Inc., operator layanan transit monorel otomatis antara Shimbashi dan Toyosu di kawasan tepi laut Tokyo, memperkenalkan sistem AI pada Juli 2024.
Perusahaan menangani sekitar 15.000 barang hilang dan ditemukan setiap tahun menurut Kiyomichi Mano, seorang pejabat di Stasiun Shimbashi jalur transit tersebut.
Yurikamome Inc. hingga akhir Maret secara akumulatif telah menangani total sekitar 1,5 juta barang yang hilang, dan sekitar 480.000 di antaranya sudah dikembalikan.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber