
TRENGGALEK (Lentera) – Memasuki hari kelima pasca longsor yang menerjang Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, tim SAR kembali melanjutkan pencarian terhadap empat korban yang masih dinyatakan hilang. Longsor hebat yang terjadi pada Senin (19/5/2025) itu mengakibatkan tebing setinggi belasan meter runtuh dan menimbun tiga rumah di RT 16. Enam warga dari satu keluarga dilaporkan tertimbun material longsor.
Keenam korban tersebut adalah Misinem (90), Nitih (36), Tulus (65), Yatini (50), Yatemi (70), dan Torik (2). Dua di antaranya, yakni Yatemi dan Misinem, telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada hari keempat pencarian, Kamis (22/5/2025). Empat korban lainnya masih dalam proses pencarian intensif oleh tim gabungan.
Pencarian pada Jumat (23/5/2025) pagi ini dimulai lebih awal dengan mengerahkan tim anjing pelacak. Hal ini dikonfirmasi oleh Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Surabaya, Didit Arie Ristandy.
“Untuk kegiatan Operasi SAR bencana tanah longsor di Desa Depok ini memasuki hari kelima sejak kejadian awal. Fokus kami tetap pada titik lokasi longsor yang sama, karena berdasarkan analisis, seluruh korban kemungkinan besar masih berada dalam area itu,” ujar Didit.
Didit menjelaskan bahwa tim SAR Dog dari Polda Jatim dan DVI SAR Dog dari Malang telah digerakkan sejak pukul 05.00 WIB. Pencarian juga diperkuat dengan dukungan lebih dari 150 personel gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, serta relawan dan unsur potensi SAR lainnya.
“Hari ini kami membagi dua tim. Tim pertama bertugas menyisir area longsor utama yang sebelumnya ditemukan dua korban, sedangkan tim kedua fokus membuka akses evakuasi agar proses pengangkutan jenazah nantinya bisa lebih cepat dan aman,” jelasnya.
Menurut laporan dari tim di lapangan, pencarian masih difokuskan di sekitar tiga rumah berdempetan yang tertimbun longsor. “Kami menggali dari sisi kiri dan kanan area rumah yang terdampak, dengan pergeseran sekitar satu hingga dua meter. Area tersebut diyakini menjadi lokasi seluruh korban karena struktur rumah mereka saling berhimpitan,” tambah Didit.
Didit juga menyampaikan bahwa kedua korban yang ditemukan sebelumnya, yakni Yatemi (70) dan ibunya Misinem (90), berada dalam satu rumah. “Dari hasil identifikasi dan informasi keluarga, Bu Misinem memang sudah tidak bisa beraktivitas. Kami menduga Bu Yatemi sedang menunggu sang ibu saat longsor terjadi,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah sekaligus Kepala BPBD Trenggalek, Edy Soepriyanto, mengatakan bahwa pencarian dilakukan secara sistematis dan terkoordinasi. “Sebelum tim bergerak ke lokasi, kami laksanakan apel pasukan untuk mengecek kekuatan personel dan membagi tugas berdasarkan rencana pencarian yang telah disusun,” ujarnya.
Edy juga menyampaikan perkembangan terbaru terkait pemakaman korban yang telah ditemukan. “Alhamdulillah, dua jenazah atas nama Bu Misinem dan Bu Yatemi telah dimakamkan hari ini. Pencarian untuk empat korban lainnya akan terus dilanjutkan hingga semua berhasil ditemukan,” pungkasnya.
Reporter: Herlambang|Editor: Arifin BH