
BLITAR (Lentera) - Untuk mensukseskan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat melakukan inovasi Skrining Kesehatan Instansi (Ning Esi).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Blitar, dr Christine Indrawati menyampaikan sejak Program PKG dilaunching oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Maret 2025, banyak masyarakat yang berminat.
"Dimana awalnya PKG bagi yang ulang tahun, cukup banyak peminatnya yang mendaftar," ujar Christine, Selasa (27/5/2025).
Tapi selanjutnya, animo masyarakat menurun hingga diberikan kesempatan PKG kepada siapapun dan diberikan kesempatan seluas-luasnya.
"Karena tidak seperti yang diharapkan, masyarakat akan berduyun-duyun datang. Karena setiap yang ulang tahun kan tidak hanya satu atau dua orang saja di tingkat Kabupaten Blitar," paparnya.
Ternyata tidak demikian kondisinya, meskipun tidak ulang tahun silahkan datang untuk melaksanakan PKG di fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.Pihak Kemenkes berharap dari Program PKG ini bisa terdata, dengan mendaftar dulu dan mendapat balasan. Terdaftar dimana, kemudian datang jam berapa dan seterusnya.
"Model dan cara seperti ini, mungkin dianggap lebih ribet oleh masyarakat kita. Karena tidak semuanya bisa menggunakan smartphone dan melek teknologi, sehingga mengalami kesulitan," jelas Christine.
Kalau di kota besar mungkin tidak terlalu sulit, karena banyak yang sudah terbiasa menggunakan smartphone dan jaringan internetnya lancar. Termasuk di beberapa Puskesmas, sehingga ada yang belum tercatat, belum mendapat nomor antrean dan kendala lainnya.
Seperi diketahui, dalam visi Asta Cita Presiden Prabowo yaitu memperkuat pembangunan SDM diantaranya bidang kesehatan. Dimana sebagian besar kasus kematian di Indonesia, merupakan kasus yang dapat dicegah. Sehingga dilakukan upaya deteksi dini penyakit, melalui Program Pemeriksaan Kesehayan Gratis (PKG). Sasaran, bayi, balita, anak usia pra sekolah, anak sekolah, remaja, dewasa dan lansia. Dengan jenis pemeriksaan kesehatan, disesuaikan sasaran yang diperiksa.
"Akhirnya di Kabupaten Blitar diambil kebijakan, untuk PKG siapapun baik yang sudah daftar maupun belum daftar silahkan datang," bebernya.
Meskipun sudah diberikan kesempatan seluas-luasnya, animo masyarakat tetap kurang maksimal dan tidak sesuai harapan. Kemudian dilakukan survei kecil-kecilan oleh Dinkes kepada pasien di beberapa di Puskesmas, hasilnya banyak yang menjawab takut diperiksa, lalu merasa ribet prosesnya dan tidak bisa hadir pada jam kerja.
"Dari kendala-kendala tersebut, muncul ide bersama teman-teman tenaga kesehatan (nakes). Bagaimana kalau kami (Tim Dinkes) yang berkeliling datang ke dinas atau instansi, memberikan pelayanan PKG," kata Christine.
Inovasi layanan yang diberi nama Skrining Kesehatan Instansi (Ning Esi) ini dikoordinasi dengan dinas, instansi atau OPD. Dimana Tim Dinkes akan datang, menyediakan seluruh kebutuhan untuk memberikan layanan PKG.
Dari 3 dinas yang sudah didatangi Tim Dinkes, yakni Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) serta Inspektorat. Dengan total jumlah pegawai 203 orang, hampir 100 persen seluruhnya melakukan PKG.
Saat ini memang fokus ke dinas atau instansi, sedangkan untuk siswa sekolah kedepan akan dikoordinasikan dengan Puskesmas untuk dikumpulkan di suatu sekolah dan nakes akan datang melakukan PKG.
Termasuk kalau ada acara, kegiatan atau event besar yang menghadirkan banyak masyarakat. Tin Dinkes Kabupaten Blitar bersama Puskesmas setempat, juga akan membuka layanan PKG.
"Hasil dari inovasi Ning Esi inilah yang lumayan mendongkrak capaian angka Program PKG di Kabupaten Blitar, hingga berada di level tengah untuk tingkat Jawa Timur," imbuhnya.
Sesuai data terakhir yang ada pada Dinkes Kabupaten Blitar, dari total 10.502 orang pendaftar PKG tingkat kehadiran mencapai sekitar 95 persen.(*)
Reporter: Ais/Editor: Arief Sukaputra