
SURABAYA (Lentera) - Sebanyak 253.421 peserta dinyatakan lulus Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 berasarkan hasil ujian tulis berbasis komputer seleksi nasional berdasarkan tes (UTBK-SNBT) 2025.Pengummuman tersebutdisampaikan Panitia SNPMB 2025 pada Rabu (28/5/2025).
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, Eduart Wolok, mengatakan tingkat keketatan atau persentase antara peserta yang mendaftar dan yang diterima hanya sebesar 29,43 persen dari total seluruh pendaftar sebanyak 860.976 peserta. "Jadi masih ada sekitar 600 ribuan perserta yang belum lulus di kampus manapun," kata dia dalam Konferensi Pers dikutip tempo, Kamis (29/5/2025).
Seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur SNBT tahun ini diikuti oleh 145 kampus yang terdiri dari 75 perguruan tinggi negeri, 26 perguruan tinggi keadaan islam negeri (PTKIN), dan 44 politeknik sebagai PTN vokasi.
Eduart Wolok mengatakan jumlah peserta yang diterima melalui UTBK SNBT tahun ini tidak memenuhi daya tampung yang telah disediakan pemerintah yakni sebanyak 284.380 kursi. Tidak terserapnya daya tampung dengan maksimal disebabkan karena kuota yang disediakan oleh masing-masing kampus berbeda, dan banyaknya program studi yang sepi peminat.
"Ini karena ada beberapa program studi yang pendaftarnya tidak memenuhi daya tampung serta ada nilai-nilai tertentu yang tidak mencapai target," kata Eduart.
Sisa daya tampung SNBT yang tidak terserap ini akan digunakan untuk penerimaan mahasiswa baru melalui tahap mandiri, sehingga kuota penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi tidak akan berkurang.
Sementara itu, nilai UTBK tertinggi tahun ini diraih oleh peserta seleksi di jenjang sarjana (S1) dengan skor 819,85. Kemudian nilai rata-rata berada di angka 545,78, dan nilai terendah di skor 200,00.
Sedangkan skor tertinggi untuk jenjang D4 berada di angka 774,38 dengan nilai rata-rata 541,47,dan terendah 284,16. Dan untuk jenjang D3 nilai tertinggi mencapai 731,21, nilai rata-rata 529,29, dan nilai terendah berada di angka 293,92.
Eduart menuturkan tahun ini panitia tidak akan mengumumkan daftar ranking peserta UTBK SNBT. Alasannya, penentuan kelulusan seleksi SNBT tahun ini tidak mengacu pada nilai tertinggi secara keseluruhan, melainkan didasarkan pada nilai tertinggi di masing-masing program studi yang dipilih.
Lantas kampus mana yang yang paling diminati? Eduart Wolok mengatakan Universitas Indonesia menjadi kampus yang paling diminati dengan 111.206 pendaftar. Kemudian disusul dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) sebanyak 101.069 orang, Universitas Gadjah Mada (UGM) sebanyak 89.295 orang.
Formasi ini tidak berubah sejak SNBT 2024. “Peminat terbanyak masih sama dengan tahun lalu yaitu UI, UNS, dan UGM,” kata Eduart.
Sementara itu, di urutan keempat ada Universitas Diponegoro (Undip) dengan 84.514 pendaftar, disusul Universitas Padjadjaran (Unpad) 84.390 pendaftar, Universitas Brawijaya (UB) sebanyak 79.895 pendaftar dan Universitas Airlangga (Unair) 76.238 pendaftar.
Berbeda dengan daftar kampus dengan peminat paling banyak, Eduart mengatakan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berada di posisi ke delapan justru menjadi perguruan tinggi negeri yang paling banyak menerima peserta UTBK SNBT 2025, yakni sekitar 8.813 orang.
Kemudian urutan selanjutnya disusul oleh Universitas Hasanudin sebanyak 8.188 peserta, Universitas Negeri Medan sebanyak 5.766 peserta, dan Universitas Brawijaya sebanyak 5.764 peserta.
UTBK SNBT juga diwarnai ratusan kecurangan, Eduart menuturkan pelanggaran itu diduga melibatkan mahasiswa aktif maupun alumni dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. “Dari beberapa teman-teman di universitas itu mendeteksi, baik mahasiswa aktif maupun alumni yang terlibat dalam upaya kecurangan ini,” kata Eduart.
Mengenai jumlah pasti peserta yang terlibat, Eduart belum memberikan angka rinci, khususnya untuk kategori mahasiswa aktif. Namun, Eduart menyatakan sejumlah kasus kecurangan telah mulai diproses secara hukum. Salah satunya terjadi di Universitas Hasanuddin, Makassar.
“Kalau misalnya kemarin itu laporan resmi di Universitas Hasanuddin, itu sudah kurang lebih ada sepuluh orang yang sudah diproses, bahkan sudah ada yang ditahan,” kata dia.
Menurut Eduart, dugaan kecurangan itu terbagi ke dalam dua kategori, yakni yang dilakukan secara personal maupun secara berjaringan. Panitia SNPMB masih terus melakukan penelusuran lebih lanjut dan berencana menggandeng aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti temuan tersebut. (*)
Editor : Lutfiyu Handi