
SANA'A (Lentera) -Pesawat terakhir yang masih operasional di Bandara Internasional Sanaa, Yaman, meledak akibat serangan udara yang dilakukan Israel, Rabu (28/5/2025) waktu setempat.
Serangan ini terjadi beberapa minggu setelah serangan serupa yang menyebabkan kerusakan besar di bandara tersebut.
Dalam video yang diposting di media sosial X oleh Khaled al-Shaief, Direktur Bandara Sanaa, terlihat asap hitam pekat mengepul dari pesawat yang terkena serangan.
Serangan udara itu menghancurkan satu-satunya pesawat milik Yemenia Airways yang disiapkan untuk membawa jemaah haji.
Media yang berafiliasi dengan kelompok Houthi, Al Masirah, melaporkan bahwa empat serangan udara menghantam landasan pacu bandara serta pesawat Yemenia Airways.
Serangan ini disebut sebagai respons atas peluncuran dua proyektil oleh kelompok Houthi ke wilayah Israel, yang berhasil dicegat sistem pertahanan Israel.
Saluran televisi Israel, Channel 12, menyebutkan bahwa lebih dari sepuluh jet tempur dikerahkan dalam serangan tersebut.
Serangan ini menjadi pukulan telak bagi kelancaran operasional ibadah haji di Yaman. Bandara Sana’a sebelumnya telah mengalami kerusakan akibat serangan udara pada awal tahun lalu, yang menghancurkan tiga dari empat armada sipil Yemenia Airways.
Pesawat keempat—yang baru selesai menjalani perbaikan—rencananya akan digunakan untuk memberangkatkan jemaah haji menuju Arab Saudi. Namun, pesawat tersebut kini hancur akibat serangan terbaru ini.
Hingga Kamis pagi, belum ada pernyataan resmi dari pihak Yemenia Airways maupun otoritas penerbangan sipil Yaman mengenai kelanjutan jadwal penerbangan haji dari negara tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, membenarkan serangan tersebut. Ia menyebut target utama adalah kelompok Houthi yang beroperasi di Bandara Sana’a.
“Kami menghancurkan pesawat terakhir yang tersisa. Ini adalah pesan tegas dan kelanjutan dari kebijakan kami bahwa siapa pun yang menyerang Israel akan membayar mahal,” ujar Gallant dalam pernyataan tertulis.
Menurut dia, pesawat yang dihancurkan diduga digunakan untuk keperluan militer oleh kelompok Houthi.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga menegaskan bahwa Israel tidak akan tinggal diam terhadap setiap ancaman yang ditujukan ke wilayahnya.
“Houthi hanyalah gejala. Akar dari agresi ini adalah Iran, yang berada di balik berbagai serangan dari wilayah Yaman,” kata Netanyahu.
Mengutip Kompas, pemimpin kelompok Houthi, Abdul Malik Al Houthi, menyampaikan bahwa serangan Israel tidak akan menggoyahkan komitmen mereka untuk mendukung Palestina.
“Tak peduli seberapa besar agresi Israel, atau seberapa sering mereka mengulanginya, itu tidak akan menggoyahkan sikap rakyat kami dalam mendukung rakyat Palestina,” ucapnya dalam pidato yang disiarkan televisi lokal (*)
Editor: Arifin BH