
WASHINGTON DC (Lentera) -Elon Musk, yang berpamitan setelah mundur dari pemerintahan Presiden Donald Trump, mengejutkan publik dengan penampilannya.
Dengan menggunakan kaos dan jas hitam serta topi bertuliskan “Dogefather”, mata kanan Musk tampak lebam saat hadir di Gedung Putih pada Jumat (30/5/2025).
Publik pun bertanya-tanya hingga muncul berbagai spekulasi, termasuk dugaan soal penyalahgunaan narkoba.
Spekulasi itu diperkuat laporan investigasi The New York Times yang terbit di hari yang sama.
Dalam laporan tersebut, Musk disebut mengonsumsi ketamin dalam jumlah besar, melebihi penggunaan sesekali yang pernah ia akui sebagai resep untuk mengatasi depresi.
Laporan itu mengatakan, ketamin yang dikonsumsi Musk bahkan berdampak pada kandung kemih.
Selain itu, bos Tesla ini juga dilaporkan menggunakan ekstasi, jamur psikedelik, dan membawa kotak obat harian berisi sekitar 20 butir pil, termasuk yang diduga mengandung stimulan seperti Adderall.
“Penggunaan obat-obatan oleh Musk jauh melampaui batas,” tulis The Times, mengutip narasumber yang mengenalnya secara langsung, serta bukti visual berupa foto kotak obat.
Namun, Musk menanggapi rumor soal matanya dengan penjelasan yang santai. Saat ditanya wartawan, ia menjawab bahwa lebam itu adalah hasil dari bermain bersama anaknya, X Æ A-Xii, yang ia panggil "X".
“Saya cuma bercanda dengan si kecil X dan saya bilang, ‘Ayo, pukul wajah ayah,’ dan dia benar-benar melakukannya,” ujar Musk sambil tersenyum.
“Ternyata pukulan anak usia lima tahun bisa begini juga,” imbuhnya, dikutip dari Kompas.
Trump yang saat itu berdiri di samping Musk mengaku terkejut.
“Saya malah tidak memperhatikan matanya tadi,” ujarnya, sambil tertawa kecil ketika mengetahui penyebabnya adalah putra Musk sendiri.
Musk menambahkan, ia awalnya bahkan tidak menyadari adanya luka.
“Saya tidak terlalu merasakannya waktu itu. Tapi kemudian, ya, muncul lebam-lebam,” katanya.
Pria berusia 53 tahun ini juga tidak meladeni wartawan yang menanyakan pendapatnya soal laporan The New York Times.
"Baik, pertanyaan selanjutnya," katanya saat ditanya tentang artikel tersebut, sebelum mengecam The New York Times atas "kebohongan mereka tentang tipuan Russiagate".
Kehadiran Musk di Gedung Putih kali ini menandai berakhirnya masa tugas resminya sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).
Meski secara resmi mundur, baik Musk maupun Trump memastikan bahwa hubungan mereka tetap erat.
“Saya akan tetap menjadi teman dan penasihat presiden,” kata Musk.
Trump menimpali, “Elon akan terus bersama kami. Dia tidak benar-benar pergi.”
Laporan The New York Times juga mengulas kembali momen Musk di panggung Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) pada Februari lalu, ketika ia menggunakan gergaji mesin sebagai simbol pemangkasan birokrasi.
Pidatonya kala itu dinilai tidak terstruktur, diselingi tawa-tawa acak, dan disampaikan sambil tetap mengenakan kacamata hitam di dalam ruangan, sehingga isu penyalahgunaan narkoba sangat santer diperbincangkan.
Namun, dalam penampilannya kali ini, Musk tampak lebih tenang. Bahkan sehari sebelumnya, ia telah muncul dalam video peluncuran rencana awal SpaceX untuk misi ke Mars, dengan lebam di mata yang sudah tampak sejak saat itu (*)
Editor: Arifin BH