
REMBANG (Lentera) -Setelah beroperasi selama 11 tahun, pabrik semen PT Semen Gresik di Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menghentikan kegiatan produksi sementara per hari Minggu (1/6/2025).
Penghentian ini diduga dipicu oleh terhentinya suplai bahan baku akibat adanya blokade jalan oleh Pemerintah Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem.
Jalan yang diblokade tersebut merupakan jalur utama pengangkutan bahan baku dan berdasarkan dua putusan pengadilan, dinyatakan sebagai aset milik desa.
Saat ini perkara kepemilikan jalan masih dalam proses kasasi di Mahkamah Agung.
Kepala Desa Tegaldowo, Kundari, menegaskan bahwa jalan desa tidak ditutup total, melainkan masih dibuka selebar tiga meter untuk kendaraan kecil.
“Setiap penggunaan aset desa harus sesuai prosedur hukum dan transparan,” ujar Kundari saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (3/6/2025).
Ia juga membenarkan bahwa aktivitas pabrik semen telah terhenti sementara, dan hal tersebut berdampak langsung pada sejumlah warga desanya yang bekerja di perusahaan tersebut.
“Iya. Ini kan di sana informasinya sudah berhenti sementara, dan tentunya ada masyarakat sini yang kerja di sana,” kata Kundari.
Akibat pemberhentian operasional itu, setidaknya 89 warga Desa Tegaldowo dilaporkan dirumahkan.
“Itu mereka saat ini di rumah, nganggur, atau bercocok tanam, ada yang bantu orang tuanya,” tambahnya.
Tak hanya warga Tegaldowo, warga Desa Ngampel di Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, juga turut terdampak.
Kepala Desa Ngampel, Mohamad Astiadi Maryanto, menyampaikan bahwa banyak warganya yang bekerja di pabrik milik BUMN tersebut kini juga dirumahkan.
“Terkait tenaga kerja kami yang ada di PT Semen Gresik, dengan adanya isu karyawan sementara dirumahkan, memang ada beberapa keluhan. Tapi insyaallah semua itu ada solusinya,” ujarnya, Senin (2/6/2025).
Meski belum memiliki data pasti, ia menyebut jumlah warga yang terdampak mencapai puluhan orang.
Sebagian dari mereka kini mulai mengikuti kegiatan pelatihan seperti ngelas (pengelasan) untuk mengisi waktu dan mencari keterampilan baru.
“Yang pada bengong di rumah akhirnya dia ikut tadi untuk kegiatan pelatihan ngelas,” jelasnya.
Astiadi mengaku belum mengetahui secara rinci alasan pasti berhentinya operasional pabrik, namun berharap persoalan antara pabrik dan desa dapat segera diselesaikan.
“Untuk permasalahan seperti apa saya belum tahu. Ya semoga saja untuk kendala yang dihadapi Semen Gresik segera cair dan bisa beroperasi kembali,” pungkasnya.
Kompas telah berupaya menghubungi PT Semen Gresik terkait pemberitaan ini, namun hingga kini perusahaan belum meberikan tanggapan (*)
Arifin BH