
SURABAYA (Lentera) – Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Tubagus Lukman Amin, menyebut Surabaya saat ini dalam kondisi "darurat pencurian kendaraan bermotor (curanmor)", mengingat banyaknya kejadian yang tercatat dalam waktu singkat.
"Februari kemarin, tidak sampai dua bulan sudah ada 41 pelaku tertangkap. Kita apresiasi kerja kepolisian, tapi sekarang sudah April-Mei, kasusnya masih terus terjadi dan pelakunya bahkan ada yang sama," sebut Tubagus pada Lentera, Sabtu (7/6/2025).
Untuk itu, dia menyatakan keprihatinannya atas maraknya kasus curanmor di Surabaya, yang dinilainya semakin nekat dan meningkat terutama menjelang momentum besar seperti Hari Raya.
Menurut Tubagus, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sebenarnya telah memiliki struktur pengamanan yang kuat melalui keberadaan Satpol PP yang tersebar dari tingkat kota hingga kelurahan, serta dukungan dari jajaran samping seperti Polri hingga TNI.
Namun, ia menekankan yang paling utama adalah peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan.
"Di RW-RW itu sebenarnya sudah ada program Jogo Kampung, siskampling dan sebagainya. Ini harus terus digerakkan karena maling motor sekarang semakin nekat. Meski sudah diawasi CCTV, mereka tetap berani beraksi," kata Tubagus.
Ketua Fraksi PKB ini juga mengungkapkan, modus pelaku pencurian kini berubah dan cenderung oportunistik.
"Begitu ada kesempatan, langsung disikat. Ini butuh gerakan bersama. Polisi RW penting, Satpol PP, semua jajaran harus aktif. Dan yang paling penting adalah keterlibatan masyarakat secara langsung," ungkapnya.
Guna menekan angka kriminalitas di Kota Pahlawan, Tubagus mendorong agar tidak terjadi putus komunikasi antara semua pihak, termasuk kepolisian, TNI, RT/RW, dan Satpol PP.
“Satpol PP perlu lebih masif dalam membantu patroli, terutama di jam-jam rawan dan titik-titik yang sering terjadi kriminalitas. Kolaborasi ini penting demi keamanan bersama,” pungkasnya. (*)
Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi