
SURABAYA (Lentera) – Sistem penerimaan murid baru (SPMB) tingkat SMA/SMK di Jawa Timur menuai sorotan tajam dari Wakil Ketua DPRD Jatim, Deni Wicaksono. Ia menilai proses digitalisasi yang tidak menyeluruh dalam sistem SPMB menjadi penyebab utama antrean panjang pengambilan PIN oleh pelajar dan orang tua, bahkan sejak dini hari.
“Zaman sudah serba digital, semestinya Pemprov Jatim mampu mengoptimalkan teknologi untuk mendesain sistem yang lebih simpel, memudahkan, dan tetap terverifikasi dengan baik, termasuk untuk proses pengambilan PIN,” ungkap Deni, Selasa (10/6/2025).
Penasihat Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim ini menilai sistem digital yang diterapkan oleh Pemprov Jatim masih belum konsisten. Pendaftaran dilakukan secara online, namun proses verifikasi tetap mengharuskan tatap muka (luring) di sekolah.
“Ini menjadi catatan serius yang menunjukkan kinerja Pemprov Jatim di sektor pendidikan masih belum optimal,” tegasnya.
Deni menggambarkan sistem saat ini seperti jalan tol yang tiba-tiba diberi hambatan di tengah jalan, membuat arus tersendat. “Walhasil mobil harus mengerem dan berjalan lambat. Akhirnya macet panjang,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa di tingkat SD dan SMP, yang berada di bawah kewenangan pemkab/pemkot, digitalisasi pendaftaran sudah berjalan secara penuh dan lebih efisien. Maka dari itu, tidak ada alasan bagi Pemprov untuk tidak menerapkan sistem serupa di SMA/SMK.
“Jika di depan online, semestinya di tengah jalan jangan dikasih portal,” tegasnya.
Lebih lanjut, Deni mengkritisi bahwa proses pengambilan PIN yang krusial justru menjadi titik paling menyulitkan. “Tanpa PIN, pelajar tidak bisa masuk ke sistem pendaftaran utama SPMB SMA/SMK. Dengan melihat krusialnya PIN, seharusnya ada proses yang memudahkan,” katanya.
Deni berharap ke depan tidak ada lagi antrean subuh yang melelahkan baik bagi pelajar, orang tua, maupun petugas sekolah.
"Semuanya jangan lupa jaga kesehatan. Termasuk Bapak/Ibu petugas. Ke depan harus ada sistem yang lebih simpel, yang tidak hanya memudahkan pelajar, tetapi juga meringankan pekerjaan bapak/ibu petugas pelayanan di sekolah,” pungkasnya.
Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH