13 June 2025

Get In Touch

Penembakan Massal di Sekolah Austria Tewaskan 11 Orang

Seorang perempuan meletakkan lilin di lokasi untuk mengenang penembakan di sekolah menengah Kota Graz, Austria, Selasa (10/6/2025) yang menewaskan 11 orang.(foto:ist/Kompas/AFP)
Seorang perempuan meletakkan lilin di lokasi untuk mengenang penembakan di sekolah menengah Kota Graz, Austria, Selasa (10/6/2025) yang menewaskan 11 orang.(foto:ist/Kompas/AFP)

GRAZ (Lentera) - Aksi penembakan massal yang menewaskan 11 orang mengguncang Austria, setelah mantan siswa melepaskan tembakan di sekolah menengah Kota Graz sebelum pelaku bunuh diri, Selasa (10/6/2025).

Kepolisian menyatakan, pelaku yang berusia 21 tahun merupakan mantan murid di sekolah menengah Dreierschuetzengasse. Ia menyerang dengan dua senjata api legal yang dimilikinya, lalu ditemukan tewas bunuh diri di toilet sekolah. 

 

"Pelaku bertindak seorang diri," ujar juru bicara kepolisian dikutip dari kantor berita AFP merilis Kompas, Rabu (11/6/2025).

 

DItambahkannya, bahwa surat perpisahan ditujukan kepada orangtuanya ditemukan di rumahnya. Namun, hingga kini belum ditemukan petunjuk jelas mengenai motif penembakan. 

 

Respons Pemerintah Austria 9 korban dilaporkan meninggal di tempat kejadian, sedangkan 1 korban lainnya seorang perempuan, meninggal di rumah sakit akibat luka yang diderita. Kemudian korban meningal ke 11, yaitu pelaku penembakan yang ditemukan bunuh diri di toilet sekolah tersebut. 

 

Secara keseluruhan, 7 korban berjenis kelamin perempuan dan 4 laki-laki. Salah satu korban adalah siswa asal Pd\erancis berusia 17 tahun. Hal ini dikonfirmasi oleh ayah korban kepada AFP. Selain korban jiwa, sedikitnya 12 orang mengalami luka serius. Kepolisian memastikan bantuan psikologis diberikan kepada para saksi dan keluarga yang terdampak. 

 

Kanselir Austria Christian Stocker mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari. 

 

"Negara ini baru saja mengalami kekerasan yang tak terbayangkan," ujarnya saat mengunjungi Graz. 

 

Ia juga menyebut peristiwa ini sebagai tragedi nasional, dan hari yang kelam bagi Austria. Sekolah Dreierschuetzengasse diketahui memiliki sekitar 400 siswa, berusia 14-18 tahun. Usai kejadian, bunga dan lilin diletakkan di depan gedung sekolah, sedangkan sejumlah toko di sekitarnya memilih tutup sebagai tanda berkabung. 

 

Seorang warga Amerika Serikat yang tinggal di Graz dan memiliki anak di sekolah dasar dan taman kanak-kanak dekat lokasi penembakan mengaku sangat terkejut. 

 

"Di negara asal saya, kejadian seperti ini lebih sering terjadi, tetapi ini sangat sulit diterima karena terjadi di sini. Graz adalah kota yang aman," katanya kepada AFP, menolak menyebutkan nama. 

 

Warga lain, Roman Klug (55), yang tinggal tak jauh dari sekolah, mengungkapkan keheranannya karena sekolah itu dikenal terbuka dan menjunjung keberagaman. 

 

Penembakan di ruang publik sangat jarang terjadi di Austria, negara dengan populasi hampir 9,2 juta jiwa ini masuk dalam daftar sepuluh negara paling aman di dunia menurut Global Peace Index. 

 

Namun demikian, belakangan Eropa mulai mencatat sejumlah serangan mematikan di institusi pendidikan, meski umumnya tidak terkait aksi terorisme.

 

Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.