18 June 2025

Get In Touch

China Nilai Pernyaan Trump Memperburuk Konflik Iran-Israel

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

SURABAYA (Lentera) - China menilai pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memperburuk konflik Iran dan Israel. Pemimpin AS itu memperingatkan 10 juta penduduk Teheran untuk "segera mengungsi."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengatakan Trump seperti "Menyulut api, menyiramkan minyak, melontarkan ancaman dan meningkatkan tekanan tidak akan membantu meredakan situasi, tetapi hanya akan mengintensifkan dan memperluas konflik."

“Pihak China meminta semua pihak terkait, terutama negara-negara yang memiliki pengaruh khusus terhadap Israel, untuk memikul tanggung jawab mereka, mengambil tindakan segera untuk meredakan ketegangan, dan mencegah konflik meluas dan menyebar,” ujar Guo seperti dilansir Al Arabiya Selasa (17/6/2025).

Kedutaan Besar China di Israel juga mendesak warganya untuk meninggalkan negara itu “secepat mungkin” setelah Israel dan Iran saling serang.

“Misi China di Israel mengingatkan warga negara Cina untuk meninggalkan negara itu secepat mungkin melalui penyeberangan perbatasan darat, dengan syarat mereka dapat menjamin keselamatan pribadi mereka,” kata kedutaan dalam sebuah pernyataan di WeChat dilansir dari tempo Rabu (18/6/2025).

Presiden AS Donald Trump dalam akun media sosialnya "Trump Social" pada Senin (16/6/2025) juga mengatakan Iran harus setuju terhadap suatu "kesepakatan". "Iran seharusnya menandatangani 'kesepakatan' yang saya minta mereka tandatangani. Sungguh memalukan, dan membuang-buang nyawa manusia. Sederhananya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah mengatakannya berulang kali!" tulis Trump dilansir antara.

Serangan Israel ke Iran juga menyasar Kantor pusat televisi nasional Iran, Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) saat sedang bersiaran langsung, Senin (16/6) waktu setempat. Hal itu dilakukan setelah Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan fasilitas penyiaran dan radio Iran akan segera menghilang.

Siaran langsung IRIB News Network sempat terhenti imbas serangan tersebut, tapi berhasil pulih beberapa menit kemudian.

"China sangat khawatir tentang eskalasi konflik antara Israel dan Iran. Kami telah menyatakan kekhawatiran yang serius," tegas Guo Jiakun.

China, ungkap Guo Jiakun, menilai bahwa mencapai gencatan senjata adalah hal yang sangat mendesak.

"Hanya dialog dan konsultasi yang dapat menghasilkan perdamaian yang berlangsung lama. Kami siap untuk menjaga komunikasi yang erat dengan semua pihak dan terus memainkan peran yang konstruktif untuk deeskalasi," ungkap Guo Jiakun.

Ia juga menyampaikan kekhawatirannya atas dampak serangan Israel terhadap Iran terhadap lonjakan konflik regional berikutnya, termasuk kenaikan harga minyak mentah dunia.

"Sangat penting bagi pihak-pihak terkait untuk segera mengambil tindakan guna meredakan ketegangan sesegera mungkin, mencegah kawasan tersebut terjerumus ke dalam kekacauan yang lebih besar, dan menciptakan kondisi untuk kembali ke jalur yang benar dalam menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi," kata Guo Jiakun.

Pasca aksi saling serang antara Iran dan Israel, harga minyak dunia mengalami lonjakan hingga menyentuh kisaran 72–74 dolar AS per barel. (*)

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.