18 June 2025

Get In Touch

Eksekusi Mata-Mata Mossad Ismail Fikri, Menyeret Negara Teluk

Agus Indiyono, wartawan
Agus Indiyono, wartawan

OPONI (Lentera) -Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak. Di tengah situasi geopolitik yang kian panas, Iran melaporkan telah mengeksekusi seorang tersangka mata-mata yang dituduh bekerja untuk dinas intelijen Israel, Mossad.

Otoritas Iran melaksanakan eksekusi mati terhadap Ismail Fikri, seorang warga negara Iran yang dinyatakan bersalah karena menjadi mata-mata untuk badan intelijen Israel, Mossad. Eksekusi dilakukan pada Senin pagi, 16 Juni 2025, setelah Mahkamah Agung Iran menolak banding terakhir yang diajukan terdakwa.

Menurut Mizan Online, sebuah kantor berita yang berafiliasi dengan peradilan Iran, seorang pria bernama Ismail Fikri telah dieksekusi setelah Mahkamah Agung Iran menguatkan hukuman mati atas dirinya.

Ismail Fikri terbukti bersalah melakukan kerja sama dengan entitas Zionis Israel dan membocorkan informasi rahasia yang berkaitan dengan keamanan nasional Iran. 

Dalam proses persidangan, jaksa penuntut menyebut Fikri telah menjalin komunikasi intensif dengan agen Mossad dan menyerahkan sejumlah data sensitif dengan imbalan bayaran dalam bentuk uang tunai.

Penangkapan Fikri sendiri dilakukan pada Desember 2023, sebagai bagian dari operasi kontra-intelijen besar yang dilakukan pasukan keamanan Iran.

Dalam operasi lanjutan, aparat berhasil menggerebek sebuah jaringan yang diduga terkait Mossad di kota Rey, Teheran, dengan temuan barang bukti berupa bahan peledak, drone, dan perlengkapan militer lainnya.

Eksekusi terhadap Fikri menambah daftar hukuman mati terhadap terpidana spionase di Iran. Sebelumnya, dua warga Iran lainnya juga telah dieksekusi dalam kasus serupa pada bulan lalu.

Dalam operasi lanjutan, aparat berhasil menggerebek sebuah jaringan yang diduga terkait Mossad di kota Rey, Teheran, dengan temuan barang bukti berupa bahan peledak, drone, dan perlengkapan militer lainnya.

Eksekusi terhadap Fikri menambah daftar hukuman mati terhadap terpidana spionase di Iran. Sebelumnya, dua warga Iran lainnya juga telah dieksekusi dalam kasus serupa pada bulan lalu.

Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, menyusul rangkaian serangan dan serangan balasan yang melibatkan fasilitas militer dan infrastruktur strategis kedua negara.

Pemerintah Iran menyatakan bahwa tindakan tegas terhadap pelaku spionase merupakan bentuk perlindungan terhadap kedaulatan negara di tengah situasi yang semakin memanas.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Israel maupun lembaga-lembaga internasional terkait eksekusi tersebut.

Negara Teluk ikut terseret

Jika Iran gagal menghancurkan target militer Israel yang terlindungi dengan baik, mereka masih bisa mengarahkan misilnya ke target yang lebih "lunak" di kawasan Teluk.

Terutama, negara-negara yang selama bertahun-tahun diyakini Iran telah membantu dan bersekongkol dengan musuh-musuhnya.

Ada banyak target energi dan infrastruktur yang rentan di kawasan itu.

Ingat, Iran pernah dituduh menyerang ladang minyak Arab Saudi pada 2019.

Kemudian proksi mereka, Houthi, juga menyerang target di Uni Emirat Arab pada 2022.

Sejak serangan-serangan tersebut, memang telah terjadi semacam rekonsiliasi antara Iran dan beberapa negara di kawasan.

Namun, negara-negara Teluk ini adalah tuan rumah bagi pangkalan udara AS. Bahkan, beberapa di antaranya -secara diam-diam, ikut membantu pertahanan Israel dari serangan rudal Iran.

Jadi, jika kawasan Teluk diserang, negara-negara ini kemungkinan besar akan mendesak pesawat tempur AS untuk datang membela mereka, selain membela Israel.

Penulis: Agus Indiyono, pernah menjadi Koresponden Harian Kompas di Maroko|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.