
SURABAYA (Lentera) -Penyerang andalan Real Madrid dan juara Piala Dunia, Kylian Mbappe, dikabarkan dirawat di rumah sakit akibat menidap gastroenteritis akut selama ajang FIFA Club World Cup 2025 di Amerika Serikat.
Klub Spanyol tersebut mengonfirmasi bahwa Mbappé mengalami peradangan akut pada saluran pencernaan, yang menyebabkan gejala seperti demam, muntah, dan diare.
Akibat kondisi ini, Mbappé absen dalam pertandingan pembuka melawan Al Hilal yang berakhir imbang 1-1.
Apa itu gastroenteritis seperti yang dialami Mbappe?
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, gastroenteritis adalah kondisi medis yang melibatkan peradangan pada lambung dan usus, yang sering ditandai dengan gejala diare, yang bisa disertai atau tidak dengan muntah, serta peningkatan suhu tubuh.
Dalam banyak kasus, gastroenteritis disebabkan oleh infeksi yang berasal dari berbagai organisme seperti bakteri, virus, atau parasit.
Gastroenteritis dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu gastroenteritis akut dan kronis.
Gastroenteritis akut biasanya berlangsung kurang dari 14 hari, dengan gejala seperti tinja cair atau lembek yang lebih banyak dari biasanya.
Penyebab utama
Penyebab utama dari gastroenteritis akut adalah infeksi bakteri, yang menyumbang sekitar 90 persen kasus, meskipun penyebab lainnya termasuk obat-obatan, bahan toksik, dan gangguan iskemik.
Bakteri yang sering menyebabkan gastroenteritis meliputi Escherichia coli, Salmonella spp., Shigella spp., Vibrio cholerae, Campylobacter jejuni, serta beberapa lainnya.
Di sisi lain, virus dan parasit juga dapat menjadi penyebab utama, namun infeksi bakteri adalah yang paling sering terjadi.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), setiap tahun terdapat sekitar 1,7 miliar kasus gastroenteritis di seluruh dunia, dengan angka kematian mencapai sekitar 760.000 anak di bawah usia 5 tahun.
Penyakit ini menjadi penyebab utama kematian kedua pada anak balita akibat dehidrasi berat yang ditimbulkan oleh diare.
Di Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan lebih dari 350 juta kasus gastroenteritis akut setiap tahun.
Dari jumlah tersebut, sekitar 48 juta kasus disebabkan oleh patogen yang ditularkan melalui makanan, yang menyebabkan sekitar 125.000 rawat inap dan 3.000 kematian per tahun. Penyakit ini juga menyumbang 1,5 juta kunjungan ke dokter perawatan primer setiap tahun.
Prevalensi gastroenteritis juga tinggi di negara maju lain seperti Inggris dan Australia, dengan angka kejadian sekitar 12 per 1.000 anak per tahun.
Selain itu, seperti dikutip Kompas, infeksi oleh Clostridium difficile yang terkait dengan gastroenteritis juga meningkat pada orang dewasa dan anak-anak di negara maju.
Tanda dan gejala gastroenteritis adalah:
- Diare
- Mual dan muntah.
- Kehilangan selera makan.
- Nyeri perut dan kram.
- Demam. Menggigil.
- Kelelahan.
- Pegal-pegal badan.
Gejala gastroenteritis biasanya muncul secara tiba-tiba. Gejala yang berkaitan dengan pencernaan, seperti diare, nyeri atau kram perut, mual, dan muntah, sering muncul terlebih dahulu.
Setelah itu, gejala sistemik—yang mempengaruhi seluruh tubuh—seperti demam, menggigil, dan nyeri tubuh, mungkin mulai muncul seiring berjalannya waktu.
Pencegahan gastroenteritis, terutama pada anak-anak, dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, mencuci tangan secara rutin, serta memastikan makanan dan air yang dikonsumsi aman dari kontaminasi mikroorganisme berbahaya (*)
Editor: Arifin BH