
SURABAYA (Lentera) – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur resmi mengumumkan 250 karya inovatif terbaik dari total 19.720 karya dalam ajang East Java Innovative Education Summit (EJIES) 2025.
Program ini menjadi bagian utama dari gerakan Tahun Inovasi yang dicanangkan sepanjang 2025, untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan di jenjang SMA/SMK se-Jawa Timur.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dan menyumbangkan ide-ide kreatif, demi kemajuan pendidikan di provinsi ini.
“Meski tidak semua masuk dalam 250 karya terbaik, kami mengajak semua peserta untuk tidak patah semangat. Inovasi tidak berhenti di kompetisi ini,” kata Aries, Sabtu (21/6/2025).
Aries menegaskan, EJIES bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi embrio dari budaya inovatif dalam dunia pendidikan. Karya-karya terpilih akan dibina dan berpotensi menjadi referensi program di satuan pendidikan lain.
Tak hanya itu, para inovator terbaik juga akan dilibatkan sebagai mentor untuk menularkan gagasan kepada rekan-rekan sejawat.
“Kita tidak bisa berhenti merespons perubahan. Inovasi adalah kunci untuk menjawab tantangan zaman, teknologi, dan dinamika kurikulum,” tuturnya.
Ia menjelaskan, dari ribuan karya yang masuk, sebanyak 250 karya terbaik telah melewati proses kurasi ketat yang melibatkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Jawa Pos.
Selanjutnya, Dindik Jatim menargetkan akan memilih 30 karya inovasi terbaik melalui tahapan seleksi lanjutan, seperti penilaian proposal, video, dan presentasi langsung.
“Banyak karya yang sebenarnya sangat bagus dan inspiratif. Kami percaya, ini akan mendorong lahirnya lebih banyak inovator di bidang pendidikan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, kategori inovasi dalam EJIES 2025 meliputi berbagai aspek pendidikan, mulai dari Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Teknologi dalam Pendidikan, hingga Sekolah Ramah Anak dan Pemberdayaan Siswa.
Dari semua kategori, dua topik yang paling banyak diminati peserta adalah Teknologi dalam Pendidikan serta Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
"Terdapat tiga daerah dengan jumlah pendaftar terbanyak. Pertama Kediri, ada 4.500 pendaftar (4.197 karya), lalu Bojonegoro ada 3.538 pendaftar (3.275 karya), dan Ponorogo ada 2.704 pendaftar dengan 2.383 karya," tambahnya.
Aries berharap seluruh pihak di dunia pendidikan terus berinovasi demi menciptakan layanan dan pembelajaran yang lebih adaptif, kreatif, dan relevan bagi peserta didik.
“Ilmu tidak pernah berhenti berkembang. Maka pendidikan pun tak boleh berhenti berubah,” pungkasnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais