04 July 2025

Get In Touch

Ilmuwan Temukan Senyawa Antikanker dalam Racun Kalajengking

ilustrasi kalajengking (thinkstock)
ilustrasi kalajengking (thinkstock)

SURABAYA (Lentera) - Di balik reputasinya yang menakutkan, racun kalajengking ternyata memiliki potensi besar dalam dunia medis. Peneliti berhasil mengidentifikasi senyawa tertentu di dalamnya yang efektif melawan sel kanker payudara. Selain itu, racun ini juga menawarkan berbagai manfaat kesehatan lainnya.

Penelitian terbaru dari Brasil mengungkap bahwa senyawa dalam racun kalajengking asal Amazon mampu membunuh sel kanker payudara melalui proses nekrosis atau kematian sel. Efek antitumornya bahkan diklaim sebanding dengan paclitaxel, obat kemoterapi yang umum digunakan dalam pengobatan kanker.

Studi ini dilakukan oleh tim dari Fakultas Ilmu Farmasi Universitas Sao Paulo di Ribeiro Preto yang meneliti racun dari spesies Brotheas amazonicus, kalajengking asli wilayah Amazon. Dalam uji laboratorium awal, para ilmuwan mengidentifikasi sebuah molekul bernama BamazScplp1 yang menunjukkan aktivitas antitumor signifikan terhadap sel kanker payudara.

Temuan ini dipresentasikan dalam FAPESP Week France yang berlangsung pada 10–12 Juni 2025 di Toulouse serta merupakan kolaborasi antara Universitas Sao Paulo, Institut Nasional Penelitian Amazon, dan Universitas Negeri Amazonas. Proyek ini dipimpin oleh Profesor Eliane Candiani Arantes yang telah lama meneliti potensi medis dari racun alami.

Selain disebut dapat menghancurkan sel kanker payudara, berikut beberapa manfaat racun kalajengking dalam bidang medis:

Mencegah Kegagalan Cangkok Pembuluh Darah Vena

Penelitian dari University of Leeds menemukan bahwa racun kalajengking kulit kayu, khususnya senyawa margatoxin, dapat mencegah kegagalan prosedur cangkok vena. Racun ini bekerja dengan cara menekan respons alami tubuh terhadap cedera pada pembuluh darah sehingga membantu menjaga aliran darah tetap lancar dan mencegah penyumbatan pada pembuluh yang dicangkok.

Membantu Obat Menembus Sawar Darah-Otak (SDO)

Menurut studi dari Institute for Research in Biomedicine, Barcelona, kandungan klorotoksin dalam racun kalajengking emas asal Israel berpotensi sebagai pembawa obat agar dapat melewati sawar darah-otak (SDO). SDO adalah penghalang alami antara pembuluh darah dan sistem saraf pusat yang melindungi otak dari zat berbahaya.

Namun, penghalang ini juga membuat pengobatan terhadap gangguan saraf dan tumor otak menjadi sulit karena banyak obat tidak bisa menembusnya. Klorotoksin membantu mengatasi kendala ini dengan membawa molekul obat langsung ke otak. 

Mengurangi Risiko Gagal Transplantasi Jantung

Racun kalajengking berpotensi dimanfaatkan dalam prosedur transplantasi jantung, khususnya pada pasien dengan riwayat penyakit jantung serius. Senyawa dalam racun ini berfungsi untuk menurunkan kemungkinan terjadinya penolakan atau kegagalan selama proses transplantasi berlangsung sehingga meningkatkan peluang keberhasilan operasi.

Alternatif Pestisida Alami yang Ramah Lingkungan

Selain untuk medis, racun kalajengking juga bisa dijadikan bahan pestisida alami. Dibandingkan dengan pestisida kimia buatan, pestisida dari racun kalajengking dianggap lebih aman bagi lingkungan. Kandungan toksin alaminya mampu membunuh berbagai jenis hama tanaman secara efektif tanpa meninggalkan residu berbahaya di alam.

Pengobatan untuk Lupus

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh gangguan pada sistem antibodi. Dalam kondisi normal, antibodi berfungsi melindungi tubuh dengan melawan serangan penyakit dari luar. Namun, pada penderita lupus, antibodi justru menyerang jaringan tubuh sendiri yang memicu berbagai komplikasi.

Umumnya, pengobatan lupus memerlukan konsumsi obat secara rutin dan pemeriksaan berkala ke dokter. Namun, kini racun kalajengking mulai dilirik sebagai alternatif pengobatan yang berpotensi membantu mengatasi penyakit ini.

Sebagai Pereda Nyeri

Racun kalajengking telah terbukti memiliki manfaat sebagai pereda nyeri dan pengobatan penyakit autoimun seperti lupus dan artritis reumatoid. Menurut laporan dari UF Health Podcasts, penelitian terbaru dari Universitas Stanford dan Meksiko menemukan bahwa racun kalajengking asal Meksiko Timur berpotensi sebagai zat antibakteri, bahkan mampu membunuh bakteri Staphylococcus dan strain TBC yang resisten terhadap obat pada uji coba tikus. Namun tantangan utama adalah tingginya biaya produksi racun kalajengking yang bisa mencapai 39 juta dolar AS per galon. 

Potensi Terapeutik dan Digunakan dalam Pengobatan Neurologis 

Dalam upaya memahami penanganan sengatan kalajengking secara lebih efektif, para ilmuwan menemukan potensi terapeutik dari beberapa peptida yang terkandung dalam racun kalajengking. Dilansir dari Health Digest, temuan tersebut dipaparkan dalam sebuah tinjauan ilmiah pada 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Biomedicines. Studi ini mengungkap bahwa racun kalajengking mengandung molekul bioaktif dengan sifat antimikroba, imunosupresif, analgesik (pereda nyeri), hingga antikanker.

Sejalan dengan hasil tersebut, pemanfaatan racun kalajengking dalam dunia medis telah diterapkan di Tiongkok, khususnya sebagai terapi untuk gangguan neurologis, seperti cerebral palsy dan epilepsi. Hal ini didukung oleh studi pada 2019 yang dipublikasikan dalam International Journal of Peptide Research and Therapeutics. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.