07 July 2025

Get In Touch

Embung Tak Terawat di Desa Kayulemah, Komisi A DPRD Jatim: Pemerintah Daerah Harus Segera Bersikap

Anggota DPRD Jawa Timur, Freddy Poernomo saat menggelar Serap Aspirasi di Kabupaten Bojonegoro
Anggota DPRD Jawa Timur, Freddy Poernomo saat menggelar Serap Aspirasi di Kabupaten Bojonegoro

SURABAYA (Lentera) – Anggota Komisi A DPRD Jawa Timur, Freddy Poernomo, mengingatkan Pemerintah Provinsi dan Pemkab segera bersikap menyikapi banyaknya embung tak terawat di Desa Kayulemah, Bojonegoro. Paslnya, embung yang semula dikelola dan dijaga oleh warga setempat itu kini mengalami pendangkalan dan kehilangan fungsi strategisnya sebagai sarana konservasi air.

"Termasuk embung yang dulu dikelola pemerintah itu, dulunya dirawat oleh warga. Sekarang embung itu tidak terawat lagi di Desa Kayulemah," ungkap Freddy usai menggelar Serap Aspirasi di Bojonegoro.

Lebih lanjut, politisi Golkar tersebut menuturkan, kondisi embung di Desa Kayulemah saat ini tidak hanya tak terpelihara, tetapi juga mengalami pendangkalan akibat endapan lumpur yang terus menumpuk tanpa adanya pengerukan rutin.

Freddy menjelaskan bahwa secara legalitas, embung tersebut berada di atas tanah negara, namun bukan merupakan aset negara yang tercatat resmi. Artinya, meskipun tanah itu bukan milik pribadi, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah baik provinsi maupun kabupaten.

"Ini tanah negara, bukan aset negara. Harapannya tetap dikelola, tetapi tetap menjadi akses negara," tegasnya.

Kondisi inilah yang menurut Freddy memerlukan intervensi aktif dari pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Ia mendorong agar ada sinergi yang lebih konkret antara pemerintah daerah, badan pengelola terkait, serta partisipasi warga yang dulu telah menunjukkan kepeduliannya.

"Pemkab juga ikut membantu. Kalau dibiarkan, ini akan terus rusak. Padahal kalau ditata, embung ini bisa memberi banyak manfaat," kata Freddy, kepada Lentera, Sabtu (5/7/2025).

Freddy menilai, embung yang sempat menjadi bagian dari sistem pengairan desa itu sebenarnya masih memiliki potensi besar untuk dihidupkan kembali, tidak hanya sebagai sumber air, tetapi juga sebagai destinasi wisata berbasis lingkungan dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Ia mengusulkan agar embung tersebut diuruk pada bagian-bagian yang perlu ditata, dilakukan pengerukan endapan lumpur, serta dihijaukan kembali dengan penanaman pohon di sekelilingnya. Sehingga, kawasan embung bisa disulap menjadi ruang terbuka hijau sekaligus tempat interaksi masyarakat, bahkan dikembangkan sebagai lokasi kegiatan UMKM.

"Kalau diuruk dan ada endapan airnya, bisa jadi objek wisata. Ditambah ditanam pohon, bisa untuk UMKM juga," pungkas Freddy.

Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.