18 August 2025

Get In Touch

Ikan Layur Jadi Primadona Ekspor ke Cina, Hasil Tangkap Kabupaten Malang Capai 10 Ribu Ton/Tahun

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring. (dok. Ist)
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring. (dok. Ist)

MALANG (Lentera) - Ikan layur dari Kabupaten Malang menjadi primadona ekspor ke Cina. Dengan jumlah tangkapan mencapai lebih dari 10 ribu ton setiap tahunnya.

Komoditas unggulan ini didominasi dari Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo.

"Layur kita itu kurang lebih per bulan sekitar 900 ton per bulan. Ya, (hasil tangkapan) terbesar adalah layur. 900 ton dikalikan 12 (bulan), ya berarti sekitar 10.800 ton per tahun," ujar Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring, dikutip pada Minggu (6/7/2025).

Menurut Victor, angka tangkapan ikan layur yang signifikan tersebut menjadikan komoditas ini menempati posisi tertinggi. Dibanding jenis ikan tangkap lainnya di wilayah pesisir selatan.

"Ya, total semuanya cukup tinggi. Per tahun, hasil tangkap ikan seperti tongkol, ikan lemuru, dan sebagainya, masing-masing bisa mencapai 5.500 ton," katanya.

Secara keseluruhan, Victor menyebut total produksi tangkap laut di Kabupaten Malang pada tahun 2024 tercatat sebanyak 20.729,40 ton.

Sementara untuk target produksi tahun 2025 ini, pihaknyamenargetkan kenaikan menjadi 21.351,28 ton. Di mana pada musim panen puncak, jumlah tangkapan ikan laut bahkan bisa mencapai 2.000 hingga 3.000 ton per bulan.

Lebih lanjut, Victor juga menyampaikan penghasil utama ikan layur berada di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo. Di kawasan ini, menurutnya aktivitas nelayan berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh tingginya nilai jual ikan layur dan permintaan pasar luar negeri.

"Harganya cukup bagus, sekitar Rp50 ribuan per kilogram. Jadi nelayan juga bisa merasakan manfaatnya langsung," tutur Victor.

Selama ini, dikatakannya ikan layur hasil tangkapan nelayan setempat dikirim dalam bentuk segar (gelondongan) ke Cina sebagai negara tujuan ekspor utama.

Guna meningkatkan nilai tambah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah merancang pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP)di Pantai Sipelot, Desa Pujiharjo.

"Bisa juga nanti Koperasi Merah Putih (KMP) akan berperan sebagai off-taker hasil tangkapan nelayan. Mereka juga bisa melakukan pengolahan seperti pembersihan dan pembekuan sebelum dikirim ke eksportir," jelasnya.

Victor menyebutkan, usulan pembangunan KNMP sudah diverifikasi dan disetujui oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Fasilitas ini nantinya akan melengkapi kebutuhan dasar nelayan. Meskipun saat ini masih ada beberapa kekurangan seperti cold storage dan kendaraan pengangkut berpendingin.

Pemkab Malang juga akan melengkapi proyek ini dengan pembangunan pelengsengan ke laut. Guna mencegah pasir menutupi akses masuk ke kawasan pantai. Selain itu, menurutnya, jalan menuju Pantai Sipelot akan diperlebar dan diperbaiki agar mendukung kelancaran distribusi hasil perikanan.

Mengakhiri pernyataannya, Victor juga menyampaikan alasan Pantai Sipelot dipilih sebagai lokasi KNMP. Menurutnya, hal ini didasarkan pada perkembangan signifikan sektor perikanan di wilayah tersebut. Dalam lima tahun terakhir, menurutnya jumlah kapal nelayan mengalami peningkatan drastis.

"Dulu hanya sekitar 30 kapal, sekarang sudah ada sekitar 320 unit kapal speed. Ditambah kapal kecil lainnya sekitar 25 unit," terang Victor.

Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.