
MALANG (Lentera) - Lewat strategi jemput bola dari pintu ke pintu, SDN Jatimulyo 4 Kota Malang berhasil bangkit dari minimnya pendaftar. Setelah tahun lalu hanya mendapat satu murid baru yang akhirnya dipindahkan ke SD lain, tahun ajaran 2025-2026 ini mencatatkan adanya tujuh murid baru yang telah mendaftar.
"Memang masih tujuh yang terdaftar, tapi ini kemajuan besar bagi kami. Tahun lalu hanya satu anak yang masuk, tapi karena tak ada teman akhirnya kami titipkan ke SDN Jatimulyo 1," ujar Diah Wresti Wulansari, guru senior yang sudah tujuh tahun mengabdi di sekolah tersebut pada, Senin (7/7/2025).
Diah mengungkapkan, SDN Jatimulyo 4 selama ini menghadapi tantangan berat, karena lokasinya berada di kawasan yang dipadati institusi pendidikan lain. Serta lingkungan sekitar yang didominasi hunian sementara, seperti kos-kosan.
Namun para guru tak tinggal diam, dengan menerapkan strategi “pintu ke pintu” untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sekolah ini.
Dari mendatangi pertemuan ibu-ibu PKK, berkoordinasi dengan pengurus RT dan RW, hingga aktif mengikuti kegiatan warga semuanya dilakukan demi mengenalkan kembali SDN Jatimulyo 4.
"Kami semua turun langsung. Kami tahu kapan dan di mana warga berkumpul, dan kami hadir di sana. Kami sampaikan keunggulan sekolah ini, dan alhamdulillah Pak Lurah juga mendukung penuh," katanya.
Hasil kerja keras itu mulai tampak, masyarakat perlahan mulai melirik kembali SDN Jatimulyo 4 yang sebenarnya memiliki banyak keunggulan. Di antaranya adalah ruang kelas yang nyaman, fasilitas teknologi seperti 18 unit Chromebook, serta tenaga pendidik yang hampir seluruhnya telah bersertifikasi.
"Guru kami 90 persen bersertifikasi. Kami juga mengembangkan pembelajaran IT, termasuk mengajarkan siswa membuat barcode sendiri. Anak-anak tidak tertinggal secara digital," jelas Diah.
Meski jumlah siswanya sedikit, Diah menilai ada kelebihan tersendiri dalam hal pendekatan pembelajaran dan penguatan karakter. Menurutnya, guru justru dapat memberikan perhatian lebih maksimal kepada setiap siswa.
"Tahun depan kami sudah menyiapkan strategi baru lagi. Kami tidak ingin berhenti di sini," pungkas Diah dengan penuh keyakinan.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, menyebutkan 80 sekolah dasar negeri di Kota Malang tercatat masih mengalami kekurangan peserta didik baru pada awal Juli 2025 ini.
Total kekurangan murid di seluruh sekolah mencapai 1.181 anak. Meski demikian, angka tersebut, menurutnya, masih dapat berubah seiring proses pendaftaran offline yang masih dibuka hingga 14 Juli mendatang.
"Ini fluktuatif. Ada sekolah yang muridnya banyak, ada yang sedikit. Pendaftaran masih kami buka sampai sebelum tahun ajaran baru dimulai," ujar Suwarjana.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais