10 July 2025

Get In Touch

Bahaya Tersembunyi Mikroplastik dalam Produk Harian

Ilustrasi (risetku.com)
Ilustrasi (risetku.com)

SURABAYA (Lentera) - Sesuai dengan pengertiannya, mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil—umumnya kurang dari 5 milimeter. Partikel ini dapat terbentuk dari penguraian plastik berukuran besar atau berasal dari residu berbagai produk yang digunakan manusia, seperti kosmetik dan bahan pembersih.

Walau berukuran sangat kecil dan nyaris tak tampak oleh mata telanjang, mikroplastik telah menyebar luas dan mencemari berbagai aspek kehidupan. Partikel ini dapat ditemukan di mana-mana—mulai dari laut dan sungai, hingga udara, tanah, bahkan masuk ke dalam makanan serta air minum yang kita konsumsi sehari-hari.

Proses degradasi plastik yang lambat menyebabkan mikroplastik terakumulasi dalam jumlah yang sangat besar di lingkungan sehingga menciptakan ancaman jangka panjang yang belum sepenuhnya kita pahami. 

Selain dampaknya pada ekosistem, mikroplastik kini menjadi perhatian utama dalam bidang kesehatan, karena partikel-partikel plastik ini berpotensi masuk ke dalam tubuh manusia, membawa serta bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu fungsi tubuh kita.

Meskipun dampaknya belum sepenuhnya dipahami, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, yang kini semakin menjadi fokus utama ilmuwan dan organisasi kesehatan di seluruh dunia. 

Dengan begitu, berikut ini adalah dampak mikroplastik yang cukup berbahaya bagi kesehatan.

Kontaminasi Makanan dan Air

Mikroplastik sering kali ditemukan dalam makanan laut, seperti ikan, kerang, dan makanan laut lainnya, yang mengonsumsi partikel plastik dari lingkungan mereka. 

Selain itu, mikroplastik juga dapat masuk ke dalam air minum yang kita konsumsi sehari-hari. Ketika mikroplastik masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan atau air, mereka bisa mengendap dalam organ tubuh dan membawa serta bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. 

Gangguan Endokrin

Bahan kimia yang terkandung dalam mikroplastik, seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates, diketahui dapat mengganggu sistem endokrin tubuh. Sistem endokrin bertanggung jawab untuk mengatur hormon dalam tubuh yang mengontrol berbagai proses biologis, seperti pertumbuhan, metabolisme, dan reproduksi. 

Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini bisa memengaruhi keseimbangan hormon dan menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh, termasuk masalah kesuburan dan perubahan perkembangan pada anak-anak.

Penurunan Kualitas Sistem Imun

Paparan mikroplastik dalam jangka panjang dapat memengaruhi sistem imun manusia dengan cara meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa partikel mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh dapat memicu respons inflamasi yang tidak normal, memengaruhi keseimbangan sistem kekebalan, dan bahkan memperparah kondisi medis yang sudah ada.

Jika sistem imun terus-menerus terpapar dan terganggu oleh mikroplastik, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit pun akan menurun. Hal ini membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan, termasuk penyakit kronis seperti autoimun, alergi, atau infeksi berulang. 

Risiko Kanker

Beberapa jenis mikroplastik mengandung bahan kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Ketika mikroplastik masuk ke dalam tubuh, bahan kimia ini dapat bersentuhan dengan sel tubuh dan menyebabkan kerusakan atau mutasi genetik yang berpotensi berkembang menjadi kanker. 

Risiko ini, meskipun masih dalam penelitian lebih lanjut, telah menarik perhatian para ahli kesehatan global, karena potensi mikroplastik untuk menyebabkan berbagai jenis kanker, terutama kanker hati.

Gangguan pada Sistem Pernafasan

Paparan mikroplastik melalui udara dapat terjadi terutama dalam bentuk debu plastik yang tersebar di lingkungan. Partikel-partikel kecil ini dapat terhirup oleh manusia, yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. 

Akumulasi mikroplastik dalam paru-paru dapat menyebabkan gangguan pernapasan, termasuk bronkitis, asma, dan penyakit paru-paru kronis. Ini juga berpotensi memperburuk kondisi bagi mereka yang sudah memiliki masalah pernapasan sebelumnya, seperti penderita asma.

Penurunan Kesehatan Reproduksi

Mikroplastik mengandung bahan kimia yang dapat memengaruhi sistem reproduksi manusia. Terutama pada wanita dan pria, paparan terhadap bahan kimia yang terkandung dalam mikroplastik dapat menyebabkan gangguan pada kesuburan. 

Pada pria, bahan kimia ini bisa mengurangi jumlah sperma dan kualitasnya, sedangkan pada wanita, mikroplastik dapat mempengaruhi siklus menstruasi dan keseimbangan hormon. Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan masalah kesuburan yang dapat sulit untuk diatasi.

Iritasi kulit

Paparan mikroplastik pada kulit dapat terjadi melalui berbagai produk sehari-hari seperti deterjen, sabun, kosmetik, hingga pakaian yang mengandung partikel mikroplastik. Meski tak selalu terlihat, partikel-partikel kecil ini bisa menempel di kulit dan menimbulkan dampak kesehatan yang serius, terutama bagi individu dengan kondisi kulit sensitif atau alergi.

Partikel mikroplastik dapat membawa serta bahan kimia berbahaya yang memicu reaksi peradangan pada kulit. Akibatnya, kulit bisa mengalami iritasi, kemerahan, gatal, bahkan ruam yang berkepanjangan. Oleh karena itu, penting untuk lebih selektif dalam memilih produk perawatan tubuh dan rumah tangga yang ramah lingkungan dan bebas dari kandungan mikroplastik. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.