
SURABAYA (Lentera) -Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Satib menyoroti masalah penjagaan palang pintu kereta api di Jember. Pasalnya, meski hal tersebut sudah berulang kali disuarakan ke Pemerintah Provinsi, namun masih belum mendapatkan perhatian serius.
“Salah satu daerah tertinggi di Jawa Timur yang paling banyak tidak berpalang pintu kereta api. Dari situ, pihaknya selalu menyampaikan agar ada tambahan palang pintu tersebut di Jember,” ungkap Satib, Minggu (13/7/2025).
Menurut Politisi Gerindra tersebut, kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat banyaknya perlintasan sebidang tanpa pengaman di Jember. Meski Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur telah menyalurkan bantuan berupa tiga unit palang pintu ke Jember pada tahun 2024, Satib menyebut itu belum mencukupi.
“Namun, hal tersebut masih kurang,” paparnya.
Satib menuturkan, pemenuhan infrastruktur fisik seperti palang pintu bukan satu-satunya tantangan. Ia juga mempertanyakan terkait siapa yang bertanggung jawab menjaga palang pintu tersebut apabila sudah dibangun. Menurutnya, aspek penganggaran untuk penjaga palang pintu masih belum terselesaikan secara sistematis.
"Lalu siapa yang menjaga palang pintu tersebut. Kalau dikaitkan dengan anggaran propinsi untuk membiayai petugas jaga palang pintu tentunya tidak ada kemampuan untuk itu sedangkan disisi lain hal itu kewenangan pemda setempat,” tuturnya.
Dishub Jawa Timur sebenarnya telah aktif memberikan bantuan palang pintu ke berbagai daerah yang dilintasi jalur kereta api, termasuk Jember. Namun, hambatan klasik tetap muncul: tidak adanya sistem atau anggaran yang memadai untuk menyediakan penjaga.
“Tak hanya Jember saja, banyak yang dibantu. Persoalan tetap yaitu penjaga palang pintu,” tegasnya.
Untuk itu, Satib mendorong adanya sinergi antara pemerintah daerah dan provinsi agar tidak hanya mengandalkan pembangunan fisik semata, tetapi juga memikirkan aspek pengoperasian dan pemeliharaan, terutama soal keselamatan di perlintasan kereta api.
Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH