Dukung Hilirisasi Riset dari Kampus ke Industri, SPS Group Hibahkan Bus Operasional ke ITS

SURABAYA (Lentera) – Dalam rangka meningkatkan fasilitas transportasi dan memperkuat kerja sama dengan institusi pendidikan, PT Sun Paper Source (SPS) Group menyerahkan bantuan satu unit bus operasional kepada Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Senin (14/7/2025) di Halaman Gedung Rektorat ITS.
Penyerahan bantuan ini merupakan bagian dari inisiatif keberlanjutan dan kepedulian korporasi terhadap peningkatan mobilitas civitas akademika yang lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan.
Presiden Direktur PT Sun Paper Source (SPS), Ronald Rusco mengatakan hibah ini juga menjadi bagian dari Peringatan HUT ke-30 SPS Corporate, ITS juga memiliki tempat istimewa bagi perusahaannya karena banyak alumni ITS yang kini berkarya di lingkungan SPS Group.
"ITS adalah penyumbang alumni terbesar di SPS Group, jadi kami ingin memberikan apresiasi atas kontribusi itu. Bantuan bus ini kami harap bisa mendukung aktivitas kampus, terutama mahasiswa," kata Ronald ketika ditemui di lokasi.
Ronald menuturkan, hubungan antara ITS dan SPS tak sekadar berhenti di bantuan fasilitas. Pihaknya telah menjalin komunikasi intensif dengan beberapa departemen di ITS, khususnya Teknik Elektro, Teknik Kimia, dan Teknik Mesin untuk mengeksplorasi potensi kerja sama riset dan pengembangan teknologi industri.
"Selama ini, industri kertas masih bergantung pada bahan kimia impor. Kami ingin bekerja sama dengan ITS, misalnya melalui teknik kimia, agar bahan kimia itu bisa diproduksi dalam negeri. Begitu juga untuk mesin-mesin industri yang selama ini masih kita impor, padahal secara teknis bisa dibuat oleh teknik," tuturnya.
Selain itu, kerja sama ini juga membuka peluang besar dalam mendukung hilirisasi riset dari kampus ke industri. Pihaknya menilai potensi riset dari ITS sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi sektor industri saat ini, terutama dalam pengembangan teknologi substitusi impor.
Menurut Ronald, salah satu fokus kolaborasi ke depan adalah pengembangan bahan kimia industri yang selama ini masih bergantung pada impor. Pihaknya melihat adanya peluang untuk memproduksi bahan-bahan tersebut secara lokal dengan dukungan riset dari ITS, khususnya dari Departemen Teknik Kimia.
"Kami ingin mulai memproduksi bahan kimia sendiri agar tidak terus-menerus impor. Harapannya, ITS bisa membantu melalui riset-riset aplikatif. Ini akan menguntungkan industri sekaligus memberi ruang aktualisasi bagi akademisi," jelasnya.
Tak hanya itu, kerja sama juga akan menyentuh aspek rekayasa permesinan, terutama untuk mendukung produksi mesin-mesin industri dalam negeri. Ronald menegaskan, engineering capacity di Indonesia, termasuk di ITS, sebetulnya sudah mumpuni, tinggal dipertemukan dengan kebutuhan industri yang nyata.
"Kita bisa dorong teman-teman Teknik Mesin dan Elektro di ITS untuk terlibat dalam desain dan produksi peralatan pabrik. Kita sudah punya sumber daya manusianya, tinggal kita sinergikan," tambahnya.
Sementara itu, Rektor ITS, Prof. Ir. Bambang Pramujati mengungkapkan kerja sama seperti ini dapat menjadi model kolaborasi strategis, antara kampus dan dunia usaha. Apalagi, ITS saat ini tengah gencar mengembangkan ekosistem inovasi yang siap dihilirisasi.
"Apa yang dilakukan SPS menjadi contoh baik bagaimana industri tidak hanya mencari tenaga kerja, tapi juga menjalin kolaborasi ilmu pengetahuan. Ini yang kita butuhkan untuk membangun kemandirian teknologi nasional," tutupnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais