
SURABAYA (Lentera)-Faktor penyebab kecelakaan pesawat Air India 171 berhasil diungkap lewat laporan awal Aircraft Accident Investigation Bureau (AAIB) India.
Dalam laporan tersebut ditemukan fakta bahwa sakelar pengatur bahan bakar pesawat berpindah posisi beberapa detik sebelum pesawat jatuh pada 12 Juni 2025 lalu.
Perpindahan sakelar tersebut membuat kedua mesin mati dalam waktu satu detik dan membuat pesawat kehilangan daya.
Dikutip dari ABC News, Selasa (15/7/2025) sakelar kontrol bahan bakar untuk mesin pesawat Air India berpindah dari posisi "run" ke posisi "cutoff" beberapa saat sebelum tabrakan.
Laporan itu juga menemukan dugaan kedua pilot bingung dan saling menyalahkan karena perubahan pengaturan sakelar, yang menyebabkan hilangnya daya dorong mesin tak lama setelah lepas landas.
Pilot saling tuduh
Beberapa detik setelah lepas landas, posisi sakelar sudah berubah dari “run” ke “cutoff”, sehingga selang langsung memutus pasokan bahan bakar ke kedua mesin.
Dalam sebuah rekaman suara kokpit, kedua pilot juga sempat saling berbantah-bantahan siapa yang memindahkan sakelar tersebut..
“Kenapa kamu menekan tombol cutoff?” kata seorang pilot.
“Saya tidak menekannya,” jawab pilot lainnya.
Tak butuh waktu lama, 10 detik kemudian sistem otomatis mencoba menyalakan ulang mesin, namun tidak memiliki waktu untuk menstabilkan mesin lagi.
Tepat 20 detik pasca sakelar berpindah, salah satu pilot mengirim sinyal darurat. Usai suara tersebut diucapkan pilot, kotak hitam berhenti merekam
"MAYDAY, MAYDAY, MAYDAY," menurut laporan.
260 penumpang meninggal
Peristiwa kecelakaan Pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner terjadi pada 12 Juni 2025 lalu di kota Ahmedabad, barat laut India.
Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 260 orang, termasuk 19 orang di darat, dan hanya satu penumpang yang selamat dari kecelakaan tersebut.
Total pesawat itu mengangkut 230 penumpang yang terdiri dari 169 warga India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugal, seorang warga Kanada, serta 12 awak.
Menurut laporan tersebut, penerbangan tersebut berlangsung sekitar 30 detik antara lepas landas dan jatuh.
Disebutkan bahwa setelah pesawat mencapai kecepatan tertinggi yang tercatat, "saklar pemutus bahan bakar Mesin 1 dan Mesin 2 beralih dari posisi RUN ke posisi CUTOFF satu per satu" dalam sedetik.
Laporan tersebut tidak menjelaskan bagaimana sakelar tersebut bisa beralih ke posisi cutoff selama penerbangan.
Air India dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pihaknya sepenuhnya bekerja sama dengan pihak berwenang yang menyelidiki kecelakaan tersebut.
“Air India bekerja sama erat dengan para pemangku kepentingan, termasuk regulator. Kami terus bekerja sama sepenuhnya dengan AAIB dan otoritas lainnya seiring perkembangan investigasi mereka," tulis keterangan.
Kotak hitam pesawat—gabungan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan juga berhasil ditemukan beberapa hari setelah kecelakaan dan kemudian diunduh di India.
Otoritas India memerintahkan pemeriksaan lebih mendalam terhadap seluruh armada Boeing 787 Dreamliner Air India untuk mencegah insiden di masa mendatang (*)
Editor: Arifin BH