20 July 2025

Get In Touch

Jurassic World Rebirth, Teknologi Melampaui Hati

Lebih dari tiga dekade, film Jurassic World Rebirth hadir sebagai babak baru (Ist)
Lebih dari tiga dekade, film Jurassic World Rebirth hadir sebagai babak baru (Ist)

Seganas-ganas film laga selalu ada adegan kasih sayang. Sebrutal-brutal film perang pasti ada adegan mengharukan. Film Jurassic World Rebirth: para aktor kagum sosok dinosaurus. Mereka mendekat. Membelai bagian kaki. Penonton pun terbuai hati.

Sejak pertama kali hadir di layar lebar pada tahun 1993 lewat film Jurassic Park, dunia dinosaurus bikinan Steven Spielberg telah memukau jutaan penonton di seluruh dunia.

Film tersebut dianggap revolusioner karena berhasil memadukan efek visual dan teknologi komputer untuk menghadirkan dinosaurus tampak hidup dan nyata.

Kini, lebih dari tiga dekade kemudian, Jurassic World Rebirth hadir sebagai babak baru dalam saga ini, membawa teknologi dan visual efek yang jauh lebih canggih. 

Menggabungkan animatronik (robot dinosaurus raksasa) buatan Stan Winston Studio dan efek CGI (computer-generated imagery) dari Industrial Light & Magic (ILM).

Hasilnya: dinosaurus terlihat hidup, bergerak, dan berinteraksi dengan lingkungan seolah-olah benar-benar ada.

Lewat Jurassic World Rebirth, kita diajak kembali terpesona. Bukan hanya kisahnya, tetapi juga oleh kehebatan teknologi yang mampu menghidupkan masa lalu prasejarah dengan cara yang spektakuler. Film ini sekali lagi membuktikan bahwa dengan kreativitas dan teknologi yang tepat, batas antara fiksi dan kenyataan semakin tipis, dan layar bioskop menjadi jendela menuju dunia yang luar biasa.

Sebelum Jurassic World Rebirth tayang bulan Juli 2025, sudah diprediksi menjadi salah satu film paling heboh yang menjanjikan pengalaman tak terlupakan. 

Jurassic World: Rebirth membawa penonton kembali ke dunia prasejarah yang hidup, di mana dinosaurus berkeliaran bebas di bumi. 

Dengan teknologi CGI tercanggih, para dinosaurus dalam film terlihat sangat realistis dan hidup.

Efek visual yang detail dan halus akan membuat penonton berdebar-debar, terpukau seolah-olah mereka benar-benar berada di tengah-tengah kawanan dinosaurus.

Tidak hanya efek visual memukau, Jurassic World: Rebirth menyajikan alur cerita yang menarik dan penuh kejutan. Berbagai tantangan dan bahaya di dunia yang dipenuhi dinosaurus. 

Dibintangi Scarlett Johansson sebagai Zora, pemimpin tim elit yang dikirim untuk mengambil materi genetik dari lokasi asli Jurassic Park.

Zora mengejar DNA dari tiga dinosaurus super yang katanya bisa menyelamatkan umat manusia. Di dalamnya muncul campuran antara aksi brutal khas. Keserakahan melawan kebajikan, dan dibingkai dengan lapisan sains yang masuk akal. 

Pada awal 1990-an proses pembuatan adegan dengan dinosaurus membutuhkan waktu lama. Jumlah adegan yang menampilkan dinosaurus secara penuh juga masih minim akibat kendala keterbatasan komputer saat itu.

Film Jurassic World Rebirth di sebuah studio
Film Jurassic World Rebirth di sebuah studio

Memasuki era Jurassic World (2015) teknologi CGI sudah berkembang pesat. Dinosaurus bisa ditampilkan lebih sering, dengan detail kulit, mata, dan gerakan yang jauh lebih halus. Jurassic World Rebirth membawa teknologi itu ke tingkat yang lebih mengagumkan.

Visual Efek Lebih Realistis dan Mendalam

Berkat kemajuan teknologi CGI generasi terbaru, dinosaurus dalam film ini terlihat jauh lebih hidup. Detail kulit mereka menampilkan tekstur yang sangat realistis, lengkap dengan retakan, sisik, dan bahkan bekas luka yang membuat setiap dinosaurus terasa unik.

Gerakan dinosaurus sangat halus dan natural. Tidak hanya berjalan atau berlari, tetapi juga gerakan kecil seperti mata yang berkedip, napas yang naik-turun, hingga otot-otot yang berkontraksi saat mereka berlari atau menyerang. Semua itu dilakukan dengan bantuan teknologi motion capture terbaru. Mampu menangkap gerakan makhluk hidup secara lebih rinci.

Penggabungan Animatronik dan CGI: Kombinasi sempurna

Satu hal yang tetap dipertahankan dalam Jurassic World Rebirth adalah penggunaan animatronik untuk beberapa adegan penting. Para pembuat film tetap menggunakan robot dinosaurus nyata untuk adegan yang memerlukan interaksi dekat dengan para aktor. Hal ini dilakukan agar para aktor dapat bereaksi dengan lebih natural karena benar-benar berhadapan dengan “dinosaurus” di lokasi syuting.

Contohnya, untuk adegan ketika seorang karakter menyentuh atau merawat seekor dinosaurus yang terluka, animatronik digunakan agar tekstur kulit, gerakan napas, dan mata dinosaurus bisa benar-benar terlihat nyata di depan kamera. Setelah itu, efek CGI digunakan untuk memperhalus detail atau melengkapi bagian tubuh yang tidak dibangun dalam bentuk fisik. Kombinasi ini menciptakan ilusi sempurna antara dunia nyata dan dunia digital.

Dunia Dinosaurus menjadi lebih luas

Visual efek Jurassic World Rebirth tidak hanya digunakan untuk menciptakan dinosaurus, tetapi juga untuk membangun dunia mereka. Lanskap hutan purba, pegunungan berbatu, dan danau luas yang menjadi habitat dinosaurus dibuat dengan detail yang sangat teliti.

Teknologi komputer memungkinkan pembuatan lingkungan digital yang tidak hanya indah, tetapi juga penuh dengan detail kecil seperti kabut yang menggantung di lembah, burung purba yang terbang di kejauhan, atau aliran sungai yang berkilau diterpa cahaya matahari.

Hal ini memberikan pengalaman menonton benar-benar imersif: pengalaman sangat mendalam dan menyeluruh, di mana pengguna merasa seolah-olah terlibat dalam suatu lingkungan atau situasi. Baik itu dunia nyata atau dunia maya yang dibuat oleh teknologi.

Jurassic World Rebirth merupakan lanjutan dari dunia Jurassic Park, The Lost World: Jurassic Park, Jurassic Park 3, Jurassic World, Jurassic World: Fallen Kingdom, dan Jurassic World: Dominion.

Jujur, setelah menonton perasaan saya ikut terbuai.

Penulis: Arifin BH, Pemimpin Redaksi Lentera Media

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lentera Today.
Lentera Today.