21 July 2025

Get In Touch

UHW Perbanas dan ITS Berdayakan Petani Salak Tukum Lewat Pelatihan Olahan Inovatif

Program pemberdayaan masyarakat yang menyasar Dusun Tukum yang diadakan oleh UHW Perbanas dan ITS.
Program pemberdayaan masyarakat yang menyasar Dusun Tukum yang diadakan oleh UHW Perbanas dan ITS.

SURABAYA (Lentera) – Dosen Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas berkolaborasi dengan dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam program pemberdayaan masyarakat di Dusun Tukum, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Program ini menyasar Kelompok Tani Hutan (KTH) “Lestari” dengan pelatihan inovasi aneka olahan salak untuk meningkatkan nilai tambah buah lokal.

Ketua Tim Pelaksana Program, Dr. Dra. Lindiawati, M.M., menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi lokal, khususnya buah salak yang menjadi komoditas unggulan Wonosalam.  “Kami menggandeng KTH Lestari yang terdiri dari 25 anggota untuk mengikuti pelatihan penyusunan rencana bisnis dan pengolahan produk turunan dari salak,” kata Lindiawati, Sabtu (19/7/2025).

Menurutnya, buah salak dari wilayah Wonosalam dikenal berkualitas tinggi karena rasanya manis, daging buahnya lembut, dan beraroma harum. Namun sayangnya, saat panen raya harga bisa anjlok hingga Rp 2.500 per kilogram. “Salak mudah busuk, sehingga perlu diolah agar lebih awet dan bernilai ekonomi tinggi. Karena itu, kami latih petani membuat produk seperti keripik salak, minuman fermentasi salak, serta teh dari kulit salak,” jelasnya.

Sebelum masuk ke pelatihan teknis, para petani diajak memahami konsep perencanaan bisnis menggunakan metode Business Model Canvas (BMC) dan Standard Operating Procedure (SOP) dalam pengolahan salak. Tak hanya itu, mereka juga dibimbing dalam hal pengemasan produk agar lebih menarik dan sesuai tren pasar.

“Kami juga memberikan pendampingan pemanfaatan alat pengolahan buah salak. Tujuannya agar proses produksi bisa lebih higienis, efisien, dan sesuai standar,” tambahnya.

Program ini merupakan bagian dari hibah Pengabdian kepada Masyarakat Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Tahun 2025. Fokusnya adalah pada pengembangan potensi lokal berbasis kemitraan.

Lindiawati berharap kegiatan ini bisa meningkatkan produktivitas dan kemandirian ekonomi petani.  “Kami ingin mereka bisa mandiri secara ekonomi dan produknya punya daya saing di pasar nasional. Mesin yang kami hibahkan diharapkan bisa menunjang proses produksi ke arah yang lebih profesional,” tutupnya.

Adapun tim pelaksana program ini terdiri dari Dr. Dra. Lindiawati, M.M. (ketua), Dr. Emma Yulianti, S.E., M.M., dan Dr. Eko Nurmianto, M.Eng., M.A. (*)

Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.