03 August 2025

Get In Touch

Dental Conference 2025: Saat Ilmu Gigi Bertemu Semangat Entrepreneurship

Kegiatan Dental Conference 2025 yang digelar FKG UC. (Amanah/Lentera)
Kegiatan Dental Conference 2025 yang digelar FKG UC. (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera)— Menjadi dokter gigi saat ini, bukan hanya soal piawai pegang bor atau pasang behel, tapi juga perlu jago membaca peluang, berinovasi, serta punya mental entrepreneur.

Hal inilah yang coba ditanamkan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Ciputra (FKG UC) lewat Dental Conference 2025.

Mengangkat tema “Modern Dentistry Redefined: Bridging Science, Technology, and Patient Care”, konferensi yang digelar di Integrity Hall Universitas Ciputra ini diikuti oleh sekitar 200 peserta, terdiri dari mahasiswa, dokter gigi muda, hingga praktisi profesional.

Ketua panitia, drg. Antonius Lucky Armando, Sp.Perio, mengatakan, konferensi ini bukan sekadar ajang update ilmu medis. Melainkan, membuka wawasan baru soal pentingnya kewirausahaan dan pemanfaatan teknologi di dunia kedokteran gigi.

“Selama ini dokter gigi dididik untuk jadi klinisi. Padahal banyak dari mereka yang juga punya potensi besar jadi inovator, bahkan entrepreneur,” jelas drg. Lucky, Rabu (23/7/2025).

Lewat kegiatan ini, pihaknya ingin menunjukkan bahwa dokter gigi juga bisa jadi pemilik brand produk kesehatan, pembuat teknologi medis, atau bahkan pelaku startup di bidang kedokteran gigi.

"FKG UC sendiri memang punya pendekatan belajar yang cukup unik. Mahasiswa tak hanya belajar soal anatomi dan prosedur klinis, tapi juga diajak berpikir kritis, jeli melihat peluang, hingga menjalankan proyek bisnis. Ini sejalan dengan semangat Universitas Ciputra yang dikenal kuat dengan kurikulum berbasis entrepreneurship," jelasnya.

Menariknya, kegiatan ini juga merespons data dari PDGI (2023) yang menyebut bahwa kurang dari 20% dokter gigi di Indonesia memiliki dasar pengetahuan tentang kewirausahaan. 

Padahal, di era digital ini, kemampuan membaca pasar dan menciptakan nilai tambah sudah menjadi kebutuhan utama, bukan pelengkap.

“Semoga setelah ikut Dental Conference ini, peserta jadi lebih berani berpikir out of the box. Bukan cuma jadi dokter hebat di klinik, tapi juga bisa berkontribusi lewat inovasi di dunia kesehatan gigi,” tutup drg. Lucky.

Sementara itu, Dekan FKG UC. Prof. Dr. Ida Bagus Narmada, drg., Sp.Ort(K), menyebut pendekatan ini penting untuk menyiapkan lulusan yang adaptif di tengah dunia medis yang makin dinamis. 

“Kami ingin mahasiswa punya daya saing lebih—bukan hanya ahli di bidangnya, tapi juga siap membawa ide baru yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat,” tutupnya.

Reporter: Amanah/Editor:Widyawati

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.