
SURABAYA (Lentera)-Serabi tetap menjadi salah satu camilan tradisional yang disukai banyak orang di Indonesia hingga saat ini. Walau dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung beras dan santan, rasa khasnya mampu memikat lidah para penikmatnya. Yang menarik, serabi hadir dalam berbagai versi di setiap daerah, masing-masing dengan ciri khas dan keunikan tersendiri.
Misalnya saja serabi Solo dan serabi Bandung. Keduanya sama-sama disebut serabi, tetapi punya bentuk, tekstur, bahkan rasa yang tidak sama. Perbedaan ini menjadi gambaran bahwa makanan tradisional seperti serabi pun bisa punya beragam versi dan mencerminkan kekayaan kuliner Nusantara.
Selain Solo dan Bandung, masih banyak daerah lain yang juga punya serabi khas dengan cita rasa unik. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tujuh serabi tradisional dari berbagai daerah yang wajib kamu coba dan bisa jadi tambahan seru dalam daftar kuliner kamu.
Surabi Bandung
Surabi Bandung merupakan salah satu varian serabi yang paling populer di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Barat. Makanan tradisional ini dibuat dari campuran tepung beras, kelapa parut, gula merah, dan air. Keunikan surabi Bandung terletak pada penyajiannya dengan kuah kinca, yaitu saus manis gurih yang terbuat dari santan dan gula merah, memberikan cita rasa yang kaya dan khas.
Dalam perkembangannya, surabi Bandung mengalami banyak inovasi, terutama dalam hal topping. Kini, selain topping klasik seperti kuah kinca dan oncom, surabi Bandung juga hadir dengan beragam varian modern seperti cokelat, keju, meses, bahkan matcha. Inovasi ini menjadikan surabi Bandung tak hanya digemari oleh pencinta kuliner tradisional, tapi juga oleh generasi muda yang mencari jajanan yang unik dan kekinian.
Serabi Cirebon
Serabi Cirebon merupakan salah satu jajanan tradisional yang masih mudah ditemui, terutama di pasar-pasar tradisional atau dari pedagang kaki lima di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Serabi ini dibuat dari campuran bahan sederhana seperti tepung beras, tepung terigu, kelapa parut, air, dan sedikit garam, menghasilkan rasa yang gurih dan tekstur yang lembut.
Sekilas tampilannya memang mirip dengan surabi Bandung, namun serabi Cirebon memiliki ciri khas tersendiri dalam penyajiannya. Umumnya, serabi ini diberi topping gurih seperti telur, oncom, atau tempe orek, yang menjadikannya lebih mengenyangkan. Karena itu, serabi khas Cirebon sering dinikmati sebagai camilan berat maupun pengganti sarapan yang praktis.
Serabi Solo
Serabi khas Solo, Jawa Tengah, merupakan salah satu varian serabi yang cukup digemari oleh masyarakat. Jajanan tradisional ini dibuat dari bahan dasar yang umum digunakan pada serabi, seperti tepung beras dan santan, yang memberikan rasa gurih dan tekstur lembut. Proses memasaknya menghasilkan serabi dengan cita rasa khas yang cocok dinikmati sebagai camilan atau teman minum teh.
Yang membedakan serabi Solo dari varian lainnya adalah tampilannya yang menyerupai pancake dengan permukaan atas yang lembut dan sedikit berpori. Selain disajikan dalam bentuk pipih biasa, serabi ini juga sering digulung dan dibungkus menggunakan daun pisang. Penyajian seperti ini tidak hanya menambah aroma khas, tetapi juga membuatnya lebih praktis untuk dibawa atau disantap langsung tanpa alat makan.
Kue Ape
Kue ape merupakan salah satu varian serabi khas Jakarta yang cukup populer. Ciri khas kue ini terletak pada bentuknya yang unik, yaitu bagian pinggirnya yang tipis dan renyah menyerupai mangkuk, sedangkan bagian tengahnya berwarna hijau dengan tekstur lembut dan kenyal. Perpaduan tekstur ini membuat kue ape memiliki sensasi rasa yang khas dan disukai berbagai kalangan.
Jajanan tradisional ini umumnya dijajakan oleh pedagang kaki lima, terutama di sekitar sekolah, pasar, atau area perumahan. Kue ape cukup mudah ditemukan di Jakarta dan sekitarnya, menjadikannya salah satu camilan yang masih bertahan di tengah gempuran makanan modern. Rasanya yang manis, wangi pandan, dan harga yang terjangkau membuat kue ini tetap digemari hingga kini.
Jaje Laklak
Jaje laklak merupakan serabi khas Bali yang memiliki bentuk bulat kecil dengan warna hijau alami yang berasal dari daun pandan atau suji. Teksturnya lembut dan sedikit kenyal, menjadikannya camilan tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat Bali maupun wisatawan.
Cita rasa jaje laklak semakin nikmat saat disajikan dengan taburan parutan kelapa di atasnya, kemudian disiram saus gula merah yang manis legit. Kombinasi rasa gurih dari kelapa dan manisnya gula merah menciptakan perpaduan yang khas dan memanjakan lidah. Jaje laklak biasa dijumpai di pasar tradisional Bali sebagai hidangan sarapan atau camilan sore hari.
Kalibeluk
Kalibeluk dikenal sebagai salah satu varian serabi khas dari Batang, Jawa Tengah. Serabi ini memiliki ciri khas yang membedakannya dari serabi-serabi daerah lain, yaitu ukurannya yang lebih besar dan teksturnya yang lebih padat. Bentuknya yang tebal membuat serabi Kalibeluk terasa lebih mengenyangkan dan cocok dijadikan camilan maupun pengganti sarapan.
Menariknya, serabi khas Batang ini tersedia dalam dua varian rasa, yaitu manis dan asin, sehingga dapat disesuaikan dengan selera. Varian manis biasanya disajikan dengan siraman gula merah cair, sementara varian asin menggunakan taburan kelapa parut berbumbu. Keduanya memberikan cita rasa khas yang menggugah selera, dan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional di wilayah Batang dan sekitarnya.
Pinukuik
Serabi ternyata tak hanya populer di Jawa dan Bali, tetapi juga dikenal sebagai jajanan tradisional di wilayah Sumatera. Di daerah ini, camilan serupa disebut dengan nama pinukuik. Meskipun berbeda penyebutan, pinukuik tetap memiliki bentuk dasar yang menyerupai serabi, yaitu bundar dan pipih, namun biasanya disajikan tanpa tambahan topping di atasnya.
Meski tampilannya sederhana, rasa pinukuik tetap memikat. Perpaduan rasa manis dan gurih dari bahan-bahan dasarnya memberikan kenikmatan tersendiri saat disantap. Camilan ini kerap dijumpai di pasar-pasar tradisional Sumatera dan menjadi bagian dari kekayaan kuliner daerah yang terus dilestarikan.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber