03 August 2025

Get In Touch

Menag: Kemerdekaan Belum Utuh Jika Masih Ada Rakyat Kelaparan

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan sambutan dalam acara doa kebangsaan di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/8/2025) (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan sambutan dalam acara doa kebangsaan di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/8/2025) (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

JAKARTA (Lentera) -Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa memaknai kemerdekaan Indonesia tidak cukup hanya dalam dimensi historis, tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk nyata seperti membebaskan rakyat dari kelaparan dan kemiskinan.

Hal ini disampaikan Nasaruddin dalam acara Doa Kebangsaan 80 Tahun Indonesia Merdeka di Taman Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat malam (1/8/2025)

Menurutnya, tantangan besar bangsa saat ini adalah memastikan seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati kemerdekaan secara utuh, termasuk terbebas dari kelaparan.

Ia menyebut, Presiden Prabowo Subianto telah menerjemahkan arti kemerdekaan secara holistik melalui berbagai program strategis yang fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Program strategis pertama adalah Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak dan kelompok rentan, sebagai upaya melawan kelaparan dan memperbaiki status gizi nasional.

“Kemerdekaan tidak bisa disebut total jika masih ada anak-anak yang kelaparan, atau perempuan hamil dan menyusui yang kekurangan gizi,” kata Nasaruddin.

Program kedua yang disorot adalah Sekolah Rakyat, yang bertujuan untuk membuka akses pendidikan bagi masyarakat miskin tanpa hambatan biaya.

Mengutip Antara, pendidikan adalah syarat mutlak bagi kebebasan, dan Presiden Prabowo berupaya menghadirkan pendidikan merata tanpa memandang latar belakang sosial.

Selanjutnya, program ketiga adalah Sekolah Garuda, yang dirancang untuk anak-anak muda berprestasi tinggi agar bisa mengakses pendidikan bertaraf internasional meski berasal dari keluarga kurang mampu.

Kolaboratif dan inklusif

Menag menekankan pentingnya seluruh elemen bangsa memaknai kemerdekaan secara kolaboratif dan inklusif, apalagi Indonesia dikenal dunia sebagai negara yang plural dan toleran.

“Semua kelompok agama hadir di sini. Ini menandakan kita bangsa yang solid dan istimewa. Tak banyak negara seperti Indonesia yang berhasil menjaga kemerdekaan dengan keberagaman yang begitu kompleks,” ujarnya.

Ia menutup dengan ajakan untuk terus menjaga nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan sebagai fondasi utama dalam mengisi kemerdekaan di usia 80 tahun Indonesia merdeka (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.