
KOLOM (Lentera) -Anda sudah nonton Film Sore: Istri dari Masa Depan? Film yang dirilis Juli 2025 ini sukses meraih lebih dari 1,6 juta penonton hanya dalam dua pekan. Menurut Databoks, masuk jajaran film Indonesia terlaris pertengahan tahun ini.
Menariknya, kalau kita mencermati Film Sore, bukan hanya semata hiburan, tapi membuka kesempatan kolaborasi kreatif bagi pelaku UMKM. Ini menarik untuk kita kupas lebih jauh.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Kesuksesan Film Sore?
Masih menurut laporan Katadata, film ini memicu fenomena film tourism —wisata ke lokasi-lokasi syuting seperti hotel Artotel di Jakarta --yang menjadi lokasi pameran dan pemotretan film. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa film berkualitas bukan hanya menghasilkan box-office, tapi juga mendongkrak industri ekonomi kreatif lokal seperti pariwisata, kuliner, merchandise hingga fashion daerah.
Menarik bukan?
Nah sekarang, apa Implikasi bagi UMKM dan relevansinya dengan Business Development
Pertama, Wisata Film untuk Mendorong Transaksi Lokal
UMKM lokal dekat lokasi pengambilan gambar bisa menciptakan produk terinspirasi film, seperti misalnya oleh-oleh, menu khusus, paket wisata mini—yang memikat penggemar kuliner dan wisatawan temporer. Masih ingat Film Laskar Pelangi? Film ini membawa lonjakan kunjungan ke Pulau Belitung sampai okupansi hotel naik dari 24% menjadi 48% dalam beberapa tahun.
Kedua, Peluang untuk Merchandise dan Produk Kreatif lainnya.
Masih ingat AADC? Film legendaris yang kemudian diikuti dengan penjualan merchandisenya, dari cd musik, kaos, hingga buku cerita. Strategi ini efektif bila terintegrasi dengan branding film. Jadi, coba kreasikan untuk membuat produk bertema film: kaos, poster, notebook, souvenir yang mudah diproduksi oleh merek lokal.
Ketiga, Kolaborasi UMKM dengan Industri Hiburan
Perlunya menjalin kemitraan kreatif pihak produksi film, fan community, maupun event promosi di lokasi syuting—seperti bazar mini di sekitar lokasi film saat premier atau pameran—hal ini, niscaya bisa memperluas jaringan.
Keempat, Menggunakan Media Sosial & Konten Digital
Berdasarkan riset Clueview, meski generasi muda lebih memilih konten digital, audiens di generasi lebih tua masih menyukai tayangan tradisional seperti sinetron dan film sore. UMKM bisa memakai strategi hybrid: mempromosikan produk melalui media sosial sembari memanfaatkan momentum film tayang di televisi.
….
Kembali ke Film Sore, film ini menjadi bukti nyata bahwa industri perfilman Indonesia tidak hanya sekadar tontonan, tapi bisa menjadi penggerak ekonomi kreatif lokal.
Bagi pelaku UMKM, ini bukan soal mengikuti tren sesaat, tapi menggunakan momentum kreatif untuk membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan—dari wisata film, produk lokal, hingga kolaborasi komunitas dan pemasaran digital.
Semakin kita pandai memanfaatkan peluang semacam ini, semakin besar potensi bisnis kita untuk tumbuh dan memberi dampak lebih luas. Jadi, terinspirasi film Sore, kapan Anda mulai merancang produk atau layanan Anda?
Happy weekend, semoga memberikan inspirasi baru, bila memungkinkan untuk kolaborasi kreatif dengan Lentera Media Group. Hayukk marii...
“Tahu nggak kenapa senja itu menyenangkan? Kadang dia merah merekah bahagia, kadang dia hitam gelap berduka, tapi langit selalu menerima senja apa adanya.”
Penulis: Suhardiman Eko, Business Development Lentera Media Group|Editor: Arifin BH